kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suku Bunga Belum Turun, Biaya Dana Perbankan Kian Menanjak


Kamis, 22 Februari 2024 / 19:56 WIB
Suku Bunga Belum Turun, Biaya Dana Perbankan Kian Menanjak
ILUSTRASI. Nasabah terlihat di dekat pintu?kantor cabang Bank Tabungan Negara (BTN) di Jakarta, Selasa (3/7). KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan atau BI Rate pada level 6%. Artinya era suku bunga tinggi masih berlanjut.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa tingkat suku bunga acuan atau BI rate masih akan tetap dipertahankan untuk sementara waktu. Penurunan suku bunga acuan atau BI rate rencananya baru akan dilakukan pada semester kedua 2024. 

Suku bunga BI yang masih tinggi membuat para bankir ketar-ketir. Pasalnya perbankan masih dihadapkan oleh perebutan dana di pasar dan akan membuat cost of fund (CoF) atau biaya dana bank semakin mahal.

Direktur Distribution and Funding BTN Jasmin mengakui biaya dana di Januari 2024 sedikit meningkat dibandingkan Desember tahun lalu, karena dampak dari penyesuaian bunga deposito yang sedikit naik di Desember 2023 lalu, yang saat ini mulai jatuh tempo.

Baca Juga: BI Akan Perluas QRIS Cros Border, Bankir Yakin Bagus untuk Bisnis

"Ada kenaikan biaya dana di BTN akibat dampak dari penyesuaian bunga deposito," kata Jasmin kepada kontan.co.id, Kamis (22/2).

Walau demikian, pihaknya tetap menargetkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sekitar 9%-10% pada 2024. 

"Kami akan mengembangkan dana murah atau current account saving account (CASA) dengan komposisi sebesar 53%-55%, transaksi ritel dan wholesale untuk mengejar DPK," ujarnya.

Ia mengatakan komposisi DPK yang dihimpun BTN terdiri dari 78% nasabah korporasi dan 22% dari nasabah retail. Menurutnya, biaya dana atau cost of fund (CoF) dari pendanaan korporasi lebih mahal daripada retail.

"Oleh karena itu ke depan, kredit akan menyesuaikan dengan likuiditas sehingga cost of fund tidak akan terlalu tinggi. Kecuali kalau pertumbuhan likuiditas nasional di atas 10% ya. Ini kan cuma 3,8%, ketika demand-nya lebih besar ketimbang supply-nya, harganya kan pasti naik," ungkap Jasmin.

Untuk diketahui, total DPK yang berhasil dikumpulkan BTN pada 2023 lalu sebesar Rp 350 triliun atau naik 8,7% secara tahunan. Dari jumlah tersebut dana murah mencapai Rp 188 triliun naik 20,4% dibandingkan tahun 2022. Ini membuat porsi CASA mencapai 54% dari total DPK.

Baca Juga: Meski BI Menahan Bunga Acuan, Suku Bunga Deposito Bank Mulai Turun

Lebih lanjut, Jasmin menerangkan, suku bunga deposito BTN masih belum berubah karena suku bunga acuannya juga tetap.

"Tentu BTN akan menyesuaikan rate suku bunga jika suku bunga acuan BI turun," katanya.

Jika mengutip dari laman resminya, suku bunga counter rate deposito BTN saat ini bervariasi antara 1% hingga 3,05%.

SVP Retail Deposito Products and Solution Bank Mandiri Evi Dempowati juga menyampaikan, pemberian bunga ini tentunya berdampak pada biaya bunga, yang hingga saat ini masih terjaga sesuai dengan anggaran yang ditetapkan manajemen dan diproyeksikan trennya dapat dijaga sesuai rencana hingga akhir tahun.




TERBARU

[X]
×