Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Sementara dari kacamata ekonom, Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Ryan Kiryanto beranggapan secara logika pertumbuhan kredit pasti akan terdorong lewat penurunan bunga acuan. Apalagi jika belanja Pemerintah dapat digenjot pada semester kedua tahun ini.
Namun, Ia juga menegaskan bahwa perbankan tetap memerlukan waktu sebelum penurunan bunga acuan dapat ditransmisikan pada suku bunga kredit. "Itu wajar saja, yang penting arah suku bunga ke depan melandai sesuai gerak BI rate dan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) rate," ujarnya.
Baca Juga: Sebentar lagi, SIM bisa dipakai sebagai uang elektronik
Pun, penurunan bunga acuan tersebut menurutnya sudah sesuai dengan perkiraan sebagian ekonom dan analis. Menurutnya, pilihan bank sentral memangkas bunga acuan 25 bps serta deposit dan lending rate masing-masing 25 bps sudah tepat dan dapat diterima oleh pelaku pasar.
Langkah BI tersebut diyakini akan berdampak positif bagi sektor keuangan perbankan dan sektor riil sehingga mampu menjadi stimulan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di atas 5% tahun ini.
"Tinggal kita tunggu hadirnya kebijakan fiskal yg juga akomodatif melalui serapan anggaran yg lebih agresif untuk menguatkan kebijakan moneter BI yg sudah akomodatif sejauh ini," imbuh Ryan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News