Reporter: Nina Dwiantika, Roy Franedya | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai, tren cost of fund alias biaya dana bank berpotensi naik. Bila biaya dana bank naik, suku bunga kredit juga akan naik karena bank harus menanggung beban kenaikan biaya dana dari tingginya bunga simpanan nasabah. Tetapi, bulan Mei ini LPS masih menahan rasio bunga penjaminan atau LPS rate bank umum 5,5%, bank umum valuta asing (valas) 1%, dan BPR 8%.
Ekonom Divisi Manajemen Risiko LPS, Dody Arifianto mengatakan, sekarang ini bunga deposito bank sangat kecil. Bunga deposito bank kecil lebih tinggi dibandingkan bank besar walau ada tren penurunan. Saat ini bunga Sertifikat BI 9 bulan naik. Ini indikasi bank menyerap kelebihan likuiditas. BI mengarahkan penempatan kelebihan likuiditas di BI. Bank sentral menganggap inflasi April sudah tidak lazim. Karena itu, BI menaikkan bunga SBI untuk menyerap likuiditas.
Penempatan di SBI ini membuat ketersediaan dana di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) berkurang, sehingga bunga PUAB meningkat. Hasilnya, bank-bank sulit mendapat dana berbiaya murah, sementara likuiditas mereka mengetat. Karena itu bank mencari dana di ritel dengan menaikkan bunga simpanan agar nasabah tertarik menyimpan dana. Artinya, kenaikan bunga akan menaikkan biaya dana.
Kepala Eksekutif LPS, Mirza Adityaswara menuturkan, masih ada bank-bank yang menawarkan bunga di atas konter LPS. LPS memberi sinyal adanya kenaikan bunga simpanan. "Kami mengikuti kondisi bunga di bank. Kami memperhatikan itu, bukan BI rate," kata Dody, Senin (14/5). LPS lebih melihat bagaimana bank-bank menawarkan bunga simpanan. Misalnya, bank menawarkan bunga tinggi, LPS akan mengikuti. "Kami tidak mau memberikan arahan. Kalau BI rate itu kan mendikte kebijakan moneter dengan tujuan ekonomi lebih sejalan inflasi," imbuh Dody.
Berdasarkan data LPS, bank-bank sangat kecil, bank kecil dan bank besar masih memberi bunga simpanan di atas LPS. Bank sangat kecil memberikan bunga simpanan 7,18%, bank kecil 6,15%, dan bank besar 5,1%. Bank kelas menengah menawarkan bunga 4,89% dan bank sangat besar 3,85%.
LPS maklum, bank sangat kecil dan bank kecil menawarkan bunga tinggi karena kesulitan likuiditas. Bank-bank kecil ini berebut dana. Dari Rp 2.500 triliun sumber dana pihak ketiga, bank kecil hanya menyerap Rp 250 triliun. Ada sekitar 25-30 bank yang berebut sumber dana itu. "Pangsanya kecil, mereka bersaing bunga," jelasnya.
Bank Mutiara menawarkan bunga deposito 5%-8% per tahun. Direktur Bank Mutiara Benny Purnomo mengatakan, besaran bunga itu ampuh menarik minat nasabah. Selama bunga bank-bank kelas menengah tetap tinggi, Bank Mutiara enggan menurunkan bunga deposito.
Direktur Utama Bank QNB Kesawan, Madi Darmadi Lazuardi menyatakan, pihaknya tidak selalu mengacu LPS rate dan BI rate dalam menetapkan bunga, tapi tergantung kondisi pasar. "Kalau mengesampingkan pasar, bisa-bisa kami kalah dengan bank yang menawarkan bunga simpanan lebih tinggi," cetusnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News