Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian turunnya suku bunga acuan di tahun 2025 membuat para bankir mencari strategi untuk mencari sumber pendapatan. Salah satu yang menjadi andalan adalah pendapatan non bunga yang perlu digenjot lebih tinggi.
Jika melihat data bank-bank besar per November 2024, pendapatan non bunga memang bisa dibilang tercatat mengalami pertumbuhan tinggi. Namun, ada juga beberapa bank yang tampaknya mulai mengalami perlambatan pendapatan non bunga.
Di antara bank-bank besar, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menjadi bank dengan pertumbuhan pendapatan non bunga yang paling tinggi. Adapun, pertumbuhannya mencapai 36,77% secara tahunan alias year on year (YoY) menjadi Rp 3,98 triliun.
Baca Juga: Saat Bunga Masih Tinggi, Akankah Pendapatan Non-Bunga Bank Masih Jadi Andalan?
Sebagai perbandingan, pendapatan bunga bersih BSI hanya tercatat tumbuh 6,37% YoY di periode yang sama. Nilainya dari sekitar Rp 15,62 triliun menjadi Rp 16,61 triliun.
Menyusul, ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan non bunga sekitar 33,97% YoY menjadi Rp 50,57 triliun. Nilai tersebut merupakan yang paling tinggi di antara bank-bank besar lainnya.
Di sisi lain, ada juga bank-bank yang tercatat mengalami perlambatan dalam hal pertumbuhan pendapatan non bunga. Misalnya, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) yang justru tercatat mengalami penurunan 0,31% YoY menjadi Rp 4,83 triliun per November 2024.
Selain itu, ada juga beberapa bank yang mengalami pertumbuhan single digit seperti PT Bank Mandiri Tbk yang hanya mencatatkan pertumbuhan pendapatan non bunga sekitar 1,98% YoY menjadi Rp 28,64 triliun. Ada juga, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang hanya tumbuh 7,53% YoY menjadi Rp 21,71 triliun.
Meski demikian, Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan bilang di tahun ini pihaknya bakal fokus ke pendapatan non bunga. Menurutnya, ini perlu dilakukan saat proyeksi biaya dana masih akan tinggi di tahun ini.
“Pendapatan bunga dari margin NIM akan tetap menjadi challenge,” ujar Lani.
Lani bilang beberapa upaya akan dilakukan agar CIMB Niaga bisa menumbuhkan pendapatan non bunga. Beberapa di antaranya adalah meningkatkan produktivitas dari wealth product seperti bancassurance, FX dan juga arrange fee di corporate banking.
Bukan tanpa alasan, selama ini pendapatan non bunga CIMB Niaga paling banyak dari sektor-sektor tersebut. Meskipun, transaksi dari kartu kredit dan kartu debit juga memberikan kontribusi untuk pendapatan non bunga.
Baca Juga: BOJ Bakal Mulai Menaikkan Suku Bunga
Sementara itu, Direktur Keuangan Bank Mandiri Sigit Prastowo bilang dalam hal pendapatan non bunga, Bank Mandiri memprioritaskan pertumbuhan yang bersifat recurring, yang bersumber dari transaksi nasabah. Fokus utama diarahkan pada optimalisasi kanal digital unggulan seperti Livin' by Mandiri dan KOPRA.
“Pendapatan dari layanan ini diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan perubahan perilaku masyarakat yang semakin mengandalkan transaksi non-tunai dan layanan perbankan digital, tanpa perlu mengunjungi cabang secara langsung,” ujarnya.
Ia bilang strategi tersebut tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan volume transaksi, tetapi juga untuk mengembangkan ekosistem digital yang terintegrasi, yang mampu menciptakan loyalitas nasabah secara jangka panjang.
Menurutnya, dengan pendekatan tersebut, pihaknya optimistis pendapatan non bunga dari channel digital akan menjadi salah satu pilar utama dalam mendukung kinerja Bank Mandiri yang konsisten dan berkelanjutan.
Selanjutnya: 2025, Ini Tanggal Awal Ramadhan & Idul Fitri 1446 H, Cek Jadwal Resmi Cuti Bersama
Menarik Dibaca: 4 Efek Samping Obat Kumur buat Kesehatan Mulut, Bikin Sariawan?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News