Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan suku bunga acuan memberikan angin segar bagi bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) secara syariah. Sebab, KPR syariah menggunakan akad murabahah yang membuat angsuran bersifat tetap sampai lunas.
Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Banjaran Surya Indrastomo mengatakan, saat ini bisa menjadi momentum bagi perbankan terutama bank syariah untuk menggenjot segmen KPR syariah.
Menurutnya, KPR syariah relatif lebih disukai ketika ada kekhawatiran tingkat suku bunga acuan masih terbuka untuk naik kembali. “Kalau situasi suku bunga masih terlihat mendaki gini, pasti masyarakat cari yang angsurannya pasti-pasti aja.” ujarnya, Rabu (8/5).
Meski demikian, ia menyadari, saat ini beberapa bank konvensional memiliki strategi untuk memberikan bunga fix untuk tahun-tahun awal. Namun, bunga tersebut tidak akan tetap hingga angsuran lunas.
Menurut Banjaran, kondisi tersebut juga dapat dimanfaatkan oleh bank syariah untuk melakukan take over KPR konvensional dari bank lain untuk menjadikannya KPR syariah. Tentu, dengan tawaran margin yang lebih kecil.
“Kalau nasabah yang saat ini sudah melakukan transisi ke bunga floating kan menjadi lebih mahal dan ini kesempatan bank syariah untuk masuk. Bunga floating kan bisa ada yang sampai 11%, nah syariah kan bisa stabil di bawah itu,” tambahnya.
Baca Juga: BI Rate Naik, BSI Tidak Akan Serta Merta Naikkan Bunga KPR
Sependapat, Direktur Penjualan dan Distribusi BSI Anton Sukarna menyebutkan ada peluang untuk pertumbuhan yang sehat pada bisnis pembiayaan BSI Griya. Meskipun, kenaikan suku bunga menjadi tantangan tersendiri pada sektor perbankan, tak terkecuali BSI.
Ia bilang BSI Griya memiliki keunikan dari sisi kepastian angsuran hingga jangka waktu pembiayaan berakhir, sehingga nasabah tetap nyaman mengatur cashflow dengan baik, selain itu jangka waktu pembiayaan BSI Griya bisa hingga 30 tahun.
Sebagai informasi, pembiayaan BSI Griya hingga tiga bulan pertama 2024 ini telah mencapai Rp53,4 triliun. Angka tersebut tetap mengalami pertumbuhan sekitar 8,36% secara tahunan (YoY).
“Untuk anak-anak muda, BSI Griya dapat dijadikan pilihan pembiayaan rumah yang menarik dari skema pembiayaan, angsuran tetap serta jangka waktu yang panjang,” ujarnya.
Anton menambahkan strategi yang BSI lakukan untuk mendorong penyerapan pembiayaan BSI Griya adalah melalui kerjasama dengan instansi atau perusahaan, program khusus bagi nasabah payroll yang mengajukan pembiayaan BSI Griya yaitu berupa limit indikatif untuk menghijrahkan KPR nya dengan bonus porsi haji tanpa diundi menggunakan fitur BSI Griya Mabrur.
Sementara itu, Direktur BCA Syariah Pranata melihat, KPR syariah memang semakin diminati di tengah tren kenaikan suku bunga. Pembiayaan rumah nasabah tidak terpengaruh oleh kenaikan suku bunga di pasar.
Ia menyebutkan tren pertumbuhan KPR iB BCA Syariah terlihat di kuartal I-2024 ini. Pada periode tersebut, KPR iB BCA Syariah tercatat tumbuh signifikan 121% YoY mencapai Rp 818 miliar dengan peningkatan jumlah nasabah secara tahunan mencapai 97%.
“Nasabah kami paling banyak tenor di kisaran 15 tahun dan bank lain saat ini blm ada yang memberikan fix bunga atau margin sampai 15 tahun,” ujarnya.
Pranata pun optimistis minat masyarakat menggunakan KPR iB akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan literasi terhadap keunggulan produk pembiayaan syariah dan mampu mendorong pertumbuhan pembiayaan di akhir tahun ini.
Untuk mendukung hal tersebut, Pranata bilang, BCA Syariah akan memperkuat sinergi penjualan dengan BCA, memberikan penawaran yang kompetitif dan meningkatkan kerja sama dengan berbagai developer ternama.
Baca Juga: Waspada, Kenaikan Suku Bunga Acuan Bisa Kerek Bunga KPR dan KKB di Tahun Ini
Direktur Syariah CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara menambahkan bahwa dengan keunikan yang dimiliki oleh produk KPR Syariah, nasabah yang memilih KPR Syariah kebanyakan merupakan nasabah segmen rasionalis, baik yang berprofesi sebagai karyawan maupun pengusaha.
“Nasabah segmen ini lebih mengedepankan benefit yang akan diperolehnya,” ujar Pandji.
Pandji pun menyebut posisi per April 2024 untuk pembiayaan KPR Syariah CIMB Niaga sudah mencapai Rp 26 triliun. Namun, ia tak menyebut pasti berapa pertumbuhan dari pembiayaan di segmen tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News