Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia kembai mengerek suku bunga BI 7 days reverse repo rate (BI-7DRR) di akhir bulan lalu. Industri pembiayaan menjadi salah satu sektor yang dinilai bakal terkena dampaknya.
Kenaikan suku bunga acuan ini, dinilai bakal mengerek suku bunga pinjaman yang biasa didapat perusahaan pembiayaan dari kalangan perbankan. Dus, biaya dana yang bisa didapat industri pembiayaan biasanya ikut menggemuk.
Managing Director PT Indosurya Inti Finance Mulyadi Tjung menilai, setelah bank sentral menaikkan suku bunga beberapa kali, beban biaya dana yang didapat perusahaan bisa ikut terkerek. "Cost of fund kemungkinan besar akan ikut naik," katanya, baru-baru ini.
Meski begitu, ia menilai dampak dari kenaikan beban biaya ini tidak akan dirasa dalam waktu pendek. Pasalnya, rencana pendanaan untuk tahun ini sudah mulai disiapkan dari tahun lalu saat masih menggunakan suku bunga lama.
Namun, dampak kenaikan tersebut akan mulai terasa saat akan mencari pendanaan berikutnya di kemudian hari. Selain itu, karena masih menggunakan rencana bisnis yang sudah ada sebelumnya, pihaknya belum berencana untuk merubah strategi pendanaan perseroan.
Tapi, yang pasti, dengan kondisi yang ada saat ini, Indosurya Finance harus makin mencermati pergerakan suku bunga di pasaran. Selain itu, Mulyadi bilang, pihaknya akan makin berhati-hati dalam mencari sumber dana yang seefisien mungkin.
Tahun ini, perseroan menargetkan angka pembiayaan sebesar Rp 2,46 triliun alias naik 20% dari realisasi tahun lalu. Sementara per Mei 2018, realisasinya mencapai Rp 846 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News