Reporter: Mona Tobing | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Industri asuransi Tanah Air masih terlihat seksi dalam menggaet investor asing. Yang terbaru, Sumitomo Life Insurance Co asal Jepang kabarnya ikut menawar BNI Life Insurance (BNI Life). Pada akhir 2012 lalu, aset BNI Life tercatat Rp 2,79 triliun.
Mengutip Bloomberg, yang mendapat bisikan dari dua orang sumber, Sumitomo menawar 40% saham BNI Life yang bernilai hingga US$ 800 juta atau sekitar Rp 8 triliun (dengan asumsi Rp 10.000 per dollar AS). Sumber tadi menambahkan, Bank BNI, segera menggelar aksi penjualan dalam dua pekan mendatang.
Sumitomo yang bermarkas di Osaka, Jepang ini melepaskan tawaran ke Thai Life Insurance demi BNI Life. Tadinya, Sumitomo bersaing dengan sekondan senegaranya, Meiji Yasuda Life Insurance Co, menawar 15% saham Thai Life senilai US$ 700 juta.
Kousuke Miyatake, Jurubicara Sumitomo Life enggan berkomentar perihal kabar ini. Manajemen BNI Life dan BNI yang menguasai 99,9% saham, juga masih enggan buka-bukaan soal ini.
Junaedi Ganie, Direktur Utama BNI Life, mengaku belum mendengar rencana Sumitomo membeli saham perusahaan sebanyak 40%. "Secara internal belum ada pembicaraan ke sana. Namun, kami memang terbuka adanya joint venture," ujar Junaedi, Selasa (25/6). Ia menambahkan, pilihan penjualan saham sepenuhnya berada di pemegang saham.
Yap Tjay Soen, Direktur Keuangan Bank BNI, mengungkapkan suara senada. Kepada KONTAN, Yap mengatakan, proses penjualan masih berlangsung.
Namun, ia masih bungkam perihal investor yang akan digandeng BNI Life. "BNI Life itu ibarat gadis cantik. Jadi banyak yang melamar," ujar Yap. Sebelumnya, dia mengatakan, BNI sedang mencari mitra untuk BNI Life dalam mengembangkan bisnis perusahaan (Harian KONTAN, 8 Februari 2013).
Perbaikan kinerja
Namun, dipastikan BNI tetap akan menjadi pemegang saham mayoritas di BNI LIfe. Sejatinya, pelepasan saham BNI Life dalam rangka restrukturisasi perusahaan.
Firdaus Djaelani, Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui, BNI Life pernah menyampaikan keinginan mengundang perusahaan asuransi asing untuk joint venture. "Tapi kami belum tau siapa mitra dari investor asingnya," kata dia.
Firdaus menambahkan, sampai saat ini, belum ada izin yang diajukan terkait rencana ini. "Mungkin masih di Bank Indonesia (BI)," ujar Firdaus.
Secara kinerja, sepanjang tahun 2012 lalu, BNI Life membukukan perolehan laba senilai Rp 60 miliar, tumbuh 12 kali lipat dibandingkan pada tahun 2011. Sedangkan perolehan premi sebesar Rp 1,2 triliun, tumbuh tipis ketimbang Rp 1,1 triliun di tahun sebelumnya. Maret lalu, Junaedi menargetkan perolehan premi sekitar Rp 1,5 triliun di tahun ini.
Pertumbuhan laba didorong revitalisasi produk BNI Life, dengan menghilangkan 26 produk lama yang tak produktif. BNI Life juga melakukan langkah perbaikan di jalur distribusi dengan fokus ke kanal bancassurance, bekerjasama dengan Bank BNI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News