Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan pembiayaan alias multifinance di Tanah Air menerima suntikan modal dari sang induk perusahaan. Tambahan modal ini demi mendukung pertumbuhan kinerja perusahaan.
Ambil contoh, PT BNI Finance yang baru saja menerima dana segar tahap II sebesar Rp 400 miliar dari induknya PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Nantinya modal ini digunakan untuk pertumbuhan kinerja perusahaan dan siap bersaing di industri pembiayaan otomotif.
“Modal ini merupakan bentuk kepercayaan penuh dari pemegang saham terhadap kinerja yang sudah BNI Finance capai sejauh ini. Kami berkomitmen untuk mendorong kinerja berkelanjutan dalam jangka panjang,” ujar Direktur Utama BNI Finance, Yenanto Siem baru-baru ini.
Yenanto mengungkapkan, penambahan modal tahap kedua ini menjadikan permodalan BNI Finance makin kuat. Pihaknya juga sudah meracik strategi yang menyasar segmen konsumer di tahun depan.
Baca Juga: Mizuho Leasing Dorong Pertumbuhan di Lini Bisnis Korporat dan Retail pada 2024
“Tahun 2024 BNI Finance akan kembali membuka 22 kantor cabang baru untuk dapat memaksimalkan potensi pembiayaan dan juga menjangkau pasar yang lebih luas. Dengan strategi ini, kami optimis kinerja perseroan di tahun 2024 akan semakin membaik,” pungkasnya.
Adapun hingga kuartal III 2023, BNI Finance mencatat total pembiayaan mencapai Rp 1,8 triliun, meningkat 7,5 kali dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 212 miliar.
PT Home Credit Indonesia (Home Credit) juga mengumumkan suntikan dana dari MUFG Bank, Ltd cabang Jakarta sebesar US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun. Ini untuk memperkuat komitmen keberlanjutannya melalui pembiayaan berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG).
“Pendanaan dari MUFG ini akan mendukung misi perusahaan untuk meningkatkan inklusi keuangan, sekaligus meningkatkan inklusi digital, khususnya melalui pembiayaan smartphone dan tablet,” kata Direktur Home Credit Indonesia, Volker Giebitz kemarin.
Volker menyatakan, ini menjadi pendanaan pertama MUFG setelah menuntaskan akuisisi Home Credit. Sejak Oktober 2023, MUFG yang dipimpin oleh Krungsri Bank, perusahaan asal Thailand telah membeli saham Home Credit.
Managing Director, Head of Corporate Investment Banking & Products for Indonesia MUFG Bank, Yuki Hayashi menuturkan, melalui ini pihaknya ingin mendukung inklusi keuangan yang lebih besar di Indonesia.
Baca Juga: OJK Cabut Izin Usaha PT Hewlett-Packard Finance Indonesia
“Kolaborasi dalam ekosistem ini sejalan dengan komitmen MUFG untuk menyalurkan total kumulatif JPY 35 triliun ke dalam pembiayaan terkait keberlanjutan secara global pada tahun 2030,” terangnya.
PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mencatat sampai dengan November 2023 total modal yang dimiliki perusahaan mencapai Rp 2,08 triliun.
Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman merinci, modal tersebut terdiri dari Rp 120 miliar modal disetor dan sisanya Rp 1,96 triliun merupakan laba ditahan dari pendapatan tahun-tahun sebelumnya.
“Modal disetor yang dimiliki CNAF berasal dari kepemilikan saham induk usaha yaitu PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA),” katanya kepada KONTAN.
Ristiawan menuturkan, CNAF memiliki modal cukup besar dalam mendukung strategi perusahaan untuk pertumbuhan aset. BNGA sebagai induk, mendukung strategi perusahaan dan selalu sedia jika dibutuhkan suntikan modal baru.
“Namun sesuai kondisi keuangan, CNAF masih cukup kuat dalam memanfaatkan modal sendiri sesuai rencana strategi bisnis RBB yang di-submit ke OJK,” tuturnya.
Dia menyebutkan, strategi CNAF dalam meningkatkan modal yakni melalui pertumbuhan bisnis yang sehat dan menguntungkan, sehingga laba bersih di tahun depan akan lebih tinggi lagi.
“CNAF memperkirakan pertumbuhan laba bersih di tahun 2024 adalah sebesar 10%, hal ini ditunjang dengan dengan target kenaikan aset kelolaan di tahun 2024 sebesar 20% jika dibandingkan dengan proyeksi di akhir tahun 2023,” pungkasnya.
Sementara itu, PT Adira Dinamika Multi Finance atau Adira Finance (ADMF) mencatat punya permodalan yang kuat bahkan di atas batas minimum yang ditentukan OJK sebesar 10%.
“Per September 2023, Rasio permodalan ADMF tercatat sebesar 46,6% atau di atas batas minimum OJK sebesar 10%,” ucap Chief Financial Officer ADMF, Sylvanus Gani Mandrofa.
Gani membeberkan, rasio jumlah pinjaman yang diberikan kreditur dengan jumlah modal dari induk perusahaan (Debt to Equity Ratio/DER) ADMF tercatat sebesar 1,5 kali di September 2023.
“Ini lebih rendah dari ketentuan maksimum OJK yang sebesar 10 kali. Jadi, tentang permodalan, Adira Finance cukup solid,” bebernya.
Berdasarkan laporan keuangan, ADMF membukukan total ekuitas sebesar Rp 10,57 triliun per September 2023, naik 5,38% YtD dari Desember 2022 yang sebesar Rp 10,03 triliun. Lebih lanjut, Gani memiliki strategi dalam menjaga dan menguatkan permodalan perusahaan, di antaranya pertama, menjaga pertumbuhan aset pembiayaan perusahaan.
Kedua, menjaga rasio pembayaran dividen (Dividen Payout Ratio/DPR) secara konsisten sesuai ketentuan dan kondisi bisnis perusahaan. Ketiga, optimalisasi sumber pendanaan yang seimbang baik pembiayaan bersama, obligasi, pinjaman dalam negeri, dan luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News