kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.129   71,00   0,44%
  • IDX 7.062   78,44   1,12%
  • KOMPAS100 1.056   15,43   1,48%
  • LQ45 829   12,28   1,50%
  • ISSI 215   2,22   1,05%
  • IDX30 422   6,37   1,53%
  • IDXHIDIV20 509   7,10   1,41%
  • IDX80 120   1,81   1,53%
  • IDXV30 125   0,67   0,54%
  • IDXQ30 141   1,83   1,32%

Survei Cigna: Indeks persepsi kesejahteraan Indonesia tahun 2021 menurun


Rabu, 29 September 2021 / 13:01 WIB
Survei Cigna: Indeks persepsi kesejahteraan Indonesia tahun 2021 menurun
ILUSTRASI. Asuransi Cigna merilis hasil survei indeks persepsi kesejahteraan Indonesia tahun 2021.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 yang melanda dunia dua tahun terakhir tidak hanya membuat ekonomi global terpuruk, tetapi juga membuat tingkat kesejahteraan masyarakat dunia, termasuk Indonesia melemah.  

Hasil survei skor kesejahteraan 360° Cigna yang dilakukan pada kuartal kedua 2021 menunjukkan, indeks persepsi kesejahteraan Indonesia 2021 tercatat sebesar 63,8 poin atau lebih rendah dari tahun 2019 yakni 65,4 poin dan 66,3 poin di 2020. 

Survei dilakukan di 21 negara di antaranya Amerika Serikat, Britania Raya, Jerman, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Australia, Jepang, Singapura, Thailand, dan Indonesia dengan responden lebih dari 18.000. Survei itu menilai persepsi kesejahteraan responden di setiap negara dalam lima aspek, yakni kesehatan fisik, hubungan sosial, keluarga, finansial, dan pekerjaan. 

Berdasarkan hasil survei, pelemahan indeks persepsi kesejahteraan ini terjadi di 21 negara yang disurvei akibat dampak pandemi Covid-19. Kendati demikian, indeks persepsi kesejahteraan Indonesia pada tahun 2021 masih lebih baik dari negara tetangga seperti Singapura 59,2 dan Thailand 62,5.

Baca Juga: Tingkatkan inklusi keuangan, OJK gelar Bulan Inklusi Keuangan 2021

President Director & CEO Cigna Indonesia, Phil Reynolds mengatakan, Cigna menjalankan survei tersebut secara rutin selama tujuh tahun terakhir dengan tujuan memahami persepsi orang-orang tentang kesejahteraan. “Dengan demikian, kami dapat terus berinovasi menyediakan solusi yang relevan untuk membantu orang-orang yang kami layani buat meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan ketenangan mereka,” ungkap Phil Reynolds, Rabu (29/9). 

Lebih lanjut Phil Reynolds menyebutkan, sejak Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Maret 2020 lalu mengumumkan bahwa Covid-19 menjadi pandemi global, hal tersebut sontak berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk “persepsi kesejahteraan.” Dikatakan, kondisi pandemi itu memaksa seluruh dunia beradaptasi dengan tantangan yang ada. 

Hal tersebut tercermin dari hasil survei di mana pandemi memberikan dampak sistemik terhadap kondisi ekonomi, kesehatan, dan sosial masyarakat.

Hasil survei ini mengonfirmasi data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan, naiknya jumlah penduduk miskin setahun terakhir ini karena pandemi. BPS mencatat jumlah penduduk miskin secara nasional pada Maret 2021 sebanyak 27,54 juta jiwa atau naik 1,12 juta orang (meningkat 0,36%) dibanding Maret 2020. 

Sementara, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyebutkan, hingga Maret 2021, ada 29,4 juta orang terdampak pandemi Covid-19. Jumlah itu termasuk mereka yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dirumahkan tanpa upah, hingga pengurangan jam kerja dan upah.

Baca Juga: Masih pandemi, perusahaan asuransi dorong pemasaran lewat kanal digital

Pandemi juga membuat ekonomi mengalami tekanan berat. Pada kuartal kedua hingga empat 2020 lalu pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di teritori negatif yakni 15,32% di kuartal II, -3,49% di kuartal III, dan -2,19% di kuartal IV. Pelemahan masih berlanjut pada kuartal I 2021 yakni -0,74%, namun pada kuartal II 2021 membaik menjadi 7,07% secara tahunan (year on year/yoy).

Demikian pula data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) perbankan selalu berada di atas tiga persen sejak Mei 2020, sedangkan nilai kredit perbankan mengalami penurunan. NPL perbankan pada April 2021 sebesar Rp 176,48 triliun atau 3,22% dari total kredit yang dikucurkan, yakni Rp 5.482,17 triliun. 



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×