kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45915,83   -3,68   -0.40%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Survei OJK: Perbankan Optimistis Kinerja Tetap Terjaga pada Kuartal IV 2023


Senin, 27 November 2023 / 08:17 WIB
Survei OJK: Perbankan Optimistis Kinerja Tetap Terjaga pada Kuartal IV 2023
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di kantor cabang Bank Mandiri Kemayoran Jakarta


Reporter: Nindita Nisditia | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) untuk Kuartal IV 2023 mendapati bahwa bank-bank optimistis kinerja perbankan akan tetap terjaga di akhir tahun.

Survei yang melibatkan 95 bank dengan aset mencakup 94,87% dari total aset 105 bank umum ini menghasilkan Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP) pada triwulan IV-2023 tercatat sebesar 62 (62/100).

Untuk diketahui, indeks >50 menunjukkan persepsi optimis, indeks =50 artinya persepsi stabil, dan indeks <50 berarti persepsi pesimis.

Baca Juga: Rasio Kredit Bermasalah Perbankan Bisa Melandai

IBP terdiri dari tiga subindeks, yaitu Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM), Indeksi Persepsi Risiko (IPR) dan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK).

IKM pada kuartal IV 2023 berada pada level pesimis yaitu sebesar 43 sejalan dengan ketidakpastian kondisi makroekonomi global. Pesimisme itu juga didorong oleh prediksi melemahnya nilai tukar, meningkatnya suku bunga acuan, laju inflasi yang berpotensi meningkat, dan naiknya belanja masyarakat (permintaan) pada akhir tahun.

Kendati demikian, mayoritas responden meyakini bahwa risiko perbankan (risiko kredit, likuiditas, dan pasar) masih akan terjaga dan terkendali seiring fleksibilitas ruang penyesuaian suku bunga yang masih cukup besar bagi perbankan, karena ditopang likuiditas yang cukup ample serta didukung koordinasi kebijakan terintegrasi dalam KSSK.

Lebih lanjut, IPR pada kuartal IV ini sebesar 58 atau masih ada di zona keyakinan bahwa risiko cukup terkendali, seiring dengan keyakinan bahwa risiko kredit dan risiko pasar yang tetap terjaga.

Responden meyakini, kualitas kredit tetap baik, PDN pada level rendah dan berada pada posisi long, dan rentabilitas masih akan meningkat seiring dengan kenaikan penyaluran kredit. Selanjutnya, risiko likuiditas juga diperkirakan masih terjaga stabil dibandingkan kuartal sebelumnya.

Baca Juga: Risiko Pasar akan Jadi Salah Satu Komponen Perhitungan Modal Minimum Perbankan

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Dian Ediana Rae menyampaikan, survei ini juga memperkuat paparan terkait sektor perbankan yang disampaikan dalam RDK Bulanan OJK serta sejalan dengan materi OJK mengenai dampak ketidakpastian telah disampaikan sebelumnya.

”Hasil SBPO triwulan IV-2023 ini menunjukkan bahwa sektor perbankan tetap optimis di tengah-tengah volatilitas kondisi global dan dinamika kondisi makroekonomi domestik,” ungkap Dian dalam keterangan tertulis, Minggu (26/11).

Sebagai informasi, kinerja intermediasi perbankan tetap terjaga dengan pertumbuhan kredit per September 2023 tercatat 8,96% YoY dan DPK tumbuh 6,54% YoY. Dalam keterangannya, OJK percaya outlook kinerja perbankan secara menyeluruh sampai dengan akhir tahun 2023 dan 2024 diperkirakan masih akan terjaga baik.

Kemudian, OJK mencatatkan hasil survei untuk IEK sebesar 84. Optimisme kinerja perbankan didorong oleh ekspektasi bahwa sisi funding (DPK) akan tetap mampu menyokong peningkatan penyaluran kredit yang berdampak pada peningkatan laba dan modal perbankan.

Dari sisi penghimpunan dana, bank-bank memperkirakan DPK akan tumbuh meningkat sejalan dengan kegiatan ekonomi yang semakin membaik, usaha bank memperoleh sumber dana untuk mendukung pertumbuhan kredit, dan adanya dana pemerintah yang masuk pada bank daerah.

Baca Juga: Survei OJK: Bankir Perkirakan NPL Perbankan Turun jadi 2,68% di Akhir 2022

Selanjutnya, OJK juga menghimpun informasi terkait inflasi pangan. Hasil survei menunjukkan, bank-bank memandang inflasi di sektor pangan relatif tidak berpengaruh signifikan pada kinerja pertumbuhan kredit maupun kinerja debitur. Namun, sektor per bankan tetap bersinergi dalam menghadapi isu ketahanan pangan.

Strategi mitigasi risiko inflasi pangan itu antara lain dengan upaya menambah nasabah (debitur) baru secara prudent untuk meningkatkan pendapatan, edukasi kepada pelaku usaha sektor pertanian untuk menghindari risiko inflasi pangan, dan melakukan pemantauan harga produksi debitur beserta analisis sensitivitas/stress test terhadap penambahan modal kerja secara berkala.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×