Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Meskipun sudah banyak bank yang memulai menurunkan bunga simpanannya, beberapa yang lainnya justru masih mengkaji. Alasannya beragam mulai terkait likuiditas yang masih ketat dan menjaga rasio dana murah.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100), dan PT Bank Pembangunan Daera Jawa Timur Tbk (BJTM, anggota indeks Kompas100) jadi contohnya.
Baca Juga: Market sepekan: Bursa global alami minggu terburuk di sepanjang 2019
“Untuk BNI kami masih melakukan kajian untuk penetapan suku bunga simpanan dan pinjaman yang sekiranya sesuai dengan kebutuhan kami dan nasabah. Ini dilakukan karena juga mesti menjaga komitmen kami misalnya menjaga NIM di kisaran 5,0%-5,1%, LDR di kisaran 90%-92%, dan CASA sebesar 65%,” jelas Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo.
Loan to Deposit Ratio (LDR) bank berlogo angka 46 ini memang makin mengetat dari 87,3% di semester pertama 2018 menjadi 92,3% di paruh pertama tahun ini. Hal ini diakibatkan pertumbuhan kredit BNI sebesar 20% (yoy), jauh di atas pertumbuhan DPK sebesar 13% (yoy).
“Saat ini perseroan belum menurunkan bunga simpanan, masih dalam proses perhitungan dan melihat strategi yang bisa diambil melihat konteks likuiditas di pasar,” timpal Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha.
Baca Juga: Efek gagal bayar Duniatex Group merembet, lini bisnis properti ikut direstrukturisasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News