Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Bambang menambahkan untuk bunga jenis simpanan lainnya pun punya kesempatan untuk diturunkan. Meski demikian hal tersebut akan tergantung dengan jangka waktu simpanan dan pinjaman nasabah.
“Hingga akhir tahun kami juga masih melihat peluang penurunan bunga acuan setidaknya hingga 25 bps. Mengingat total kenaikan bunga acuan pada 2018 lalu mencapai 175 bps,” sambung Bambang.
Baca Juga: Hadapi sandbox OJK, fintech PrivyID rancang skenario
Sekretaris Perusahaan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA, anggota indeks Kompas100) Jan Hendra menyatakan hal serupa. Bank swasta terbesar di tanah air ini juga telah menurunkan bunga depositonya sebesar 25 bps bersamaan pengumuman terhadap penurunan bunga acuan Bank Indonesia 1 Juli 2019 lalu.
Sementara Presiden Direktur PT Bank Mayapada Tbk (MAYA) Hariyono Tjahrijadi bilang selain mengacu terhadap bunga acuan, penurunan bunga simpanan juga perlu memperhatikan kompetisi dan likuiditas di pasar.
Meskipun diakui Harijono bank milik taipan asal Malaysia Dato sri Tahir ini juga telah menurunkan bunga simpanannya 10 bps hingga 25 bps sejak pengumuman Bank Indonesia.
“Bunga pinjaman secara bertahap juga sedang kami turunkan. Namun memang mesti disesuaikan dengan persaingan antar bank di pasar. Pun, ruang penurunan bunga dana memang sangat tergantung dengan likuiditas di pasar,” kata Harijono.
Baca Juga: 3 langkah pilih fintech, bisa mengurangi risiko teror penagihan
Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) Parwati Surjaudaja juga mengaku telah ambil langkah serupa. Perseroan telah menurunkan bunga simpanannya sebanyak 25 bps sesuai acuan dari Bank Indonesia.