Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana perombakan jajaran direksi bank plat merah alias BUMN dinilai tidak terlalu berpengaruh terhadap performa perusahaan. Kepala Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma menilai hal tersebut merupakan siklus yang pasti akan terjadi di seluruh perusahaan BUMN terutama perbankan.
"Kalau dirut mungkin dari kalangan individu yang dekat dengan pemerintah. Sedangkan di direksi biasanya kalangan profesional," terangnya kepada Kontan.co.id, Senin (13/5). Pun, dari kacamata investor perubahan susunan manajemen tidak terlalu menjadi sorotan bila pemimpin yang baru memiliki rekam jejak positif.
Justru menurut Suria, posisi terpenting adalah di kursi Direktur Keuangan yang membawahi tata kelola keuangan perusahaan. Adapun, pergantian susunan bisa juga berbentuk penambahan atau penghilangan jabatan Direksi.
Ambil contoh, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI, anggota indeks Kompas100) yang menambah kembali posisi wakil direktur utama (wadirut) yang kini dijabat oleh Sunarso. Posisi tersebut sebelumnya dihapuskan dalam RUPS Luar Biasa yang digelar pada 19 Oktober 2017 silam. "Sekarang BRI ada wadirut lagi, bisa saja naik dan memang kinerjanya juga bagus. Cuma tidak ada yang pasti," sambungnya.
Di sisi lain, usia direktur utama bank BUMN juga menjadi sorotan, umumnya posisi dirut diisi oleh bankir atau profesional yang masa kerjanya sudah lama alias senior. Namun, PT Bank Mandiri Tbk justru mengangkat Kartika Wirjoatmodjo pada tahun 2016 silam ketika usianya 43 tahun. Tiko sapaan akrab Kartika pun menjadi Direktur Utama BUMN termuda saat ini.
"Muda atau tidak, itu tergantung individunya dan gaya kepemimpinannya. Lebih penting lagi pengalamannya di perbankan seperti apa," jelasnya.
Menurut Suria, memang dari segi usia Dirut yang lebih muda dapat membawa bank lebih agresif mengembangkan digital. Hanya saja, hal itu tidak menjadi alasan bagi perbankan untuk tidak mendorong digital.
Sebab, pengembangan digital tak melulu dari sang nahkoda. Inovasi bisa datang dari Direksi, bahkan Kepala Bagian. "Kita mesti melihat keunggulan dari masing-masing bank. Kalau prioritasnya ke digital bisa saja dicari yang punya kemampuannya di sana," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News