kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun 2012 lalu, laba bisnis Bank Mutiara meredup


Selasa, 09 April 2013 / 17:46 WIB
Tahun 2012 lalu, laba bisnis Bank Mutiara meredup
ILUSTRASI. kurs jual beli dolar AS di BNI, Jumat (5/11)./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/05/05/2021.


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Kinerja Bank Mutiara mencatat penurunan tahun 2012 lalu. Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), sampai Desember 2012, Bank yang terkena bailout Rp 6,7 triliun ini mencatat penurunan laba 5,9%.

Kinerja laba Bank Mutiara turun menjadi Rp 273,68 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 290,96 miliar. Penurunan laba terjadi karena beban operasional selain bunga lebih tinggi dibandingkan pendapatan operasional selain bunga, sehingga perseroan menanggung beban operasional Rp 105,91 miliar.

Beban berasal dari kerugian penjualan aset, kerugian transaksi spot dan derivatif (realised), kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment), naiknya beban tenaga kerja dan beban promosi. "Beban naik karena adanya perbaikan recovery aset dari kredit macet masa lalu," kata Sekretaris Perusahaan Bank Mutiara, Rohan Hafas, Selasa (9/4).

Sedangkan, pendapatan bunga bersih bank naik tipis menjadi Rp 376,34 miliar. Pasalnya, perseroan menanggung beban bunga Rp 844,98 miliar dari sumber dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 13,46 triliun, sementara pendapatan bunga tercatat Rp 1,22 triliun, dan dari penyaluran kredit menyumbang Rp 11,15 triliun.

Rohan bilang, tahun ini perseroan akan kembali memperbesar dana murah dengan strategi meningkatkan infrastruktur seperti kerja sama jaringan ATM di Prima dan Bersama, serta mengembangkan mobile banking dan internet banking.

"Kami ingin meningkatkan dana murah untuk mengembalikan kepercayaan nasabah," ucapnya. Seperti diketahui, bank yang memperbesar dana murah maka beban bunga akan lebih rendah.

Pada kinerja tahun lalu, pertumbuhan dana murah (giro dan tabungan) lebih tinggi dibandingkan dana mahal (deposito). Misalnya, giro naik 125% menjadi Rp 1,23 triliun, tabungan naik 47% menjadi Rp 781 miliar, serta deposito hanya naik 13% menjadi 11,44 triliun. "Tahun ini kami membidik pertumbuhan DPK sebesar 25% dan kredit 25%," tambahnya.

Awal tahun 2013, perseroan telah menyerap DPK sebesar Rp 13,05 triliun, yang terdiri dari giro Rp 1,17 triliun, tabungan Rp 675 miliar dan deposito Rp 11,19 triliun. Sedangkan penyaluran kredit mencapai Rp 10,29 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×