Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Pemerintah mengharapkan perbankan agar pada sisa penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) kuartal 4 2016 ini bisa lebih memperhatikan beberapa sektor terkait pertanian dan perikanan. Soalnya, sejauh ini 68% penyaluran KUR bank BUMN tersalurkan ke sektor perdagangan.
Tahun ini akan menjadi periode transisi dalam penyaluran KUR ke sektor non perdagangan. Mengingat, mulai tahun depan pemerintah ingin KUR lebih banyak tersalurkan ke sektor ketahanan pangan hingga perikanan.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan, pihaknya bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sedang mendiskusikan format penyaluran KUR pada tahun depan yang pas bagi perbankan. “Jadi kami ingin tahun depan, bank fokus ke penyaluran KUR di luar perdagangan seperti KUR khusus perkebunan dan pangan,” ujar Muliaman, Jumat, (23/9).
Nantinya menurut Muliaman, jenis KUR ini akan masuk ke dalam KUR super mikro. Namun, belum jelas batasan pinjaman KUR super mikro ini.
Beberapa bank menyambut positif rencana pemerintah ini. Asmawi Syam Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), bilang, Kementerian BUMN mendorong bank milik negara agar memperhatikan sektor penyaluran KUR seperti pertanian perikanan.
“Jadi kementerian ingin kami menyalurkan KUR ke beberapa sektor produktif terkait pertanian di sisa tahun ini,” ujar Asmawi, Selasa, (27/9).
Putrama Wahju Setiawan, Direktur BNI mengatakan pemerintah pada tahun depan memang menginginkan agar penyaluran KUR bisa menunjang ketahanan pangan di daerah. Disamping itu, pada tahun depan juga ada potensi pemerintah yang akan mengeluarkan KUR super mikro. “Ada potensi KUR ritel pada tahun depan dinaikkan dari maksimum Rp 500 juta menjadi Rp 2 miliar,” ujar Putra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News