kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

Tahun depan likuiditas bank diperketat


Rabu, 04 Desember 2013 / 07:10 WIB
Tahun depan likuiditas bank diperketat
ILUSTRASI. Gejala Omicron Centaurus ini memiliki banyak kesamaan dengan penyakit musiman, seperti pilek dan flu.


Reporter: Herry Prasetyo, Adhitya Himawan | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Krisis likuiditas diperkirakan akan melanda kelompok bank menengah dan bank kecil pada tahun 2014. Likuiditas akan semakin ketat jika Bank Indonesia (BI) terus mengerek suku bunga acuan alias BI rate pada tahun depan.

Managing Director sekaligus Senior Economist and Government Relation Head Standard Chartered Bank Indonesia, Fauzi Ichsan, mengatakan BI akan terus melanjutkan menaikkan BI rate tahun depan. Jurus menaikkan BI rate tak bisa dihindari, lantaran nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus tertekan. Apalagi, defisit transaksi berjalan masih besar, serta adanya rencana The Federal Reserve mengurangi stimulus alias tapering. Ia memperkirakan, BI rate akan bertengger di posisi 8,25% pada semester I 2014.

Kenaikan suku bunga acuan akan mendorong kenaikan suku bunga simpanan di perbankan, terutama bank menengah dan kecil. Namun, deposan besar akan khawatir menanamkan dana di bank menengah dan bank kecil lantaran dana yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hanya Rp 2 miliar.

Akibatnya, deposan besar seperti nasabah dana pensiunan dan asuransi akan mengalihkan dana mereka ke bank besar yang dianggap lebih aman. Saat itu terjadi, bank kecil dan menengah akan mengalami krisis likuiditas. “Mau tak mau bank kecil dan menengah akan menaikkan suku bunga deposito setinggi-tingginya, supaya dana nasabah tidak pindah,” kata Fauzi.

Dampaknya, net interest margin (NIM) bank kecil dan menengah akan tergerus hingga kisaran 3%-4%. Sementara, NIM bank besar hanya menurun 1%-2%.

Wakil Direktur Utama Bank Jasa Jakarta Lisawati, menilai likuiditas dan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) bank kecil masih aman. Meski BI rate naik tahun depan, bank kecil tak akan mengalami krisis likuiditas. Sebab, bank kecil memiliki pasar tersendiri dan nasabah yang loyal.

Lisawati mengakui, pertumbuhan DPK pada tahun depan memang akan melambat. Namun, itu tak cuma terjadi di bank kecil dan menengah. Pertumbuhan likuiditas di bank besar juga akan melambat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×