kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Target kredit Bank Ina Perdana diprediksi meleset


Rabu, 15 Oktober 2014 / 13:45 WIB
Target kredit Bank Ina Perdana diprediksi meleset
ILUSTRASI. 5 Kandungan Skincare untuk Mencerahkan Kulit Wajah, Mana Favoritmu?


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Target penyaluran kredit Bank Ina Perdana pada tahun ini diprediksi akan meleset. Hal ini tak lepas dari melambatnya pertumbuhan ekonomi makro yang cukup memukul keberlangsungan usaha para debitur di Bank Ina Perdana.

Menurut Edy Kuntardjo, Direktur Utama Bank Ina Perdana, dalam rencana bisnis bank (RBB) tahun 2014, Bank Ina menargetkan kredit yang disalurkan mencapai Rp 1,36 triliun. Target kredit tahun ini berarti tumbuh 29,52% secara year on year (yoy) dibanding akhir tahun lalu yang mencapai Rp 1,05 triliun. “Sampai akhir September lalu, kredit yang kami salurkan sudah menembus Rp 1,24 triliun,” kata Edy saat dihubungi KONTAN, Rabu (14/10).

Namun Edy mengaku pesimis bahwa target tahun ini bisa tercapai. Sebab situasi ekonomi makro di Indonesia masih akan melambat. Belum lagi sentimen tapering off dari Amerika Serikat yang berpotensi memberikan tekanan pada ekonomi nasional. “Tentu ini berpengaruh besar bagi keberlangsungan usaha para debitur kami. Sehingga prioritas kami adalah menjaga kualitas penyaluran kredit, bukan menggenjot semaksimal mungkin pertumbuhan kredit kami. Jadi sepertinya target tahun ini bisa saja tidak tercapai,” pungkas Edy.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) per Agustus 2014, jumlah kredit yang disalurkan Bank Ina Perdana mencapai Rp 1,25 triliun. Tumbuh 30,20% secara yoy dibanding jumlah kredit di Agustus 2013 yang mencapai Rp 965,64 miliar.

Realisasi penyaluran kredit Bank Ina Perdana di tahun lalu juga tidak menggembirakan. Di akhir tahun lalu, jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp 1,05 triliun. Jumlah ini menunjukkan penurunan 2,7% secara yoy dibanding jumlah kredit di akhir tahun 2012 yang mencapai Rp 1,08 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×