Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bank Ina Perdana memaparkan kinerja keuangan tahun 2013 lalu. Ternyata bank yang baru saja go public Januari lalu ini mengalami penurunan laba sebesar 32,06%.
Menurut Direktur Utama Bank Ina Perdana, Edy Kuntardjo, laba Bank Ina Perdana akhir tahun lalu mencapai Rp 8,9 miliar. Jumlah ini jelas menurun dibanding laba di tahun 2012 yang mencapai Rp 13,1 miliar.
"Ini disebabkan karena tidak ada lagi pendapatan non operasional akibat perubahan regulator. Sekarang pencadangan kerugian aktiva produktif tidak lagi masuk pos pendapatan operasional lainnya. Sehingga berpengaruh terhadap laba bersih kami," kata Edy saat dihubungi KONTAN, Senin, (10/2).
Perubahan regulator yang dimaksud Edy adalah terkait PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) dimana per 1 Jan 2012 diberlakukan CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai). Bank Ina Perdana pada 2012 memperoleh pendapatan atas ketentuan ini Rp 6,146 miliar.
"Tahun 2012 kami mendapat jumlah itu sebagai pendapatan dan beban operasional selain bunga. Tahun lalu tidak lagi," urai Edy.
Secara umum, kinerja akhir tahun 2013 Bank Ina Perdana mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun 2012. Total aset Bank Ina Perdana di akhir 2013 mencapai Rp 1,45 triliun. Sedangkan volume penyaluran kredit mencapai Rp 1,05 triliun. Adapun penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 1,30 triliun.
Jika dibandingkan dengan data laporan keuangan tahun 2012, total aset Bank Ina Perdana mengalami penurunan 3,97% dibandingkan akhir 2012 yang mencapai Rp 1,51 triliun.
Jumlah penyaluran kredit juga menurun 2,77% dibandingkan akhir 2012 yang mencapai Rp 1,08 triliun. Terakhir, penghimpunan DPK menurun 0,76% dibandingkan akhir 2012 yang mencapai Rp 1,31 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News