Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Test Test
JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk harus kerja cukup keras tahun 2010 ini. Pemegang saham bank beraset terbesar di tanah air ini yakni Pemerintah Republik Indonesia membanderol target laba 2010 sebesar Rp 6,9 triliun. "Menteri (Menteri Negara BUMN) maunya Rp 6,9 triliun, itu minimum anggaran tahun 2010," kata Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardojo di Jakarta, Selasa (9/2).
Target laba sebesar itu dipatok mengingat tahun 2009 ini, Mandiri sudah berhasil mencetak laba di atas Rp 6 triliun terdorong ekspansi kredit. Namun, Agus enggan mengungkap angka pasti perolehan laba tahun ini karena terikat aturan keterbukaan informasi dari Bapepam. "Nett profit tahun 2009 sebesar Rp 6 triliun lebih, Menterinya sudah ngomong itu ya saya ngomong lagi," jelasnya.
Perolehan laba Mandiri tahun 2009 boleh jadi sedikit di bawah BRI yang labanya tumbuh hingga 15% menjadi sebesar Rp 6,85 triliun. BRI tercatat sebagai emiten yang kepemilikan saham publiknya di atas 40%. Dus, BRI berhak menikmati potongan pajak sebesar 5%. Hal ini jugalah yang membikin BRI sebagai bank pencetak laba terbesar di industri perbankan nasional, meski secara aset ia berada di urutan kedua setelah Bank Mandiri.
Nah, niat Mandiri untuk melepas lagi kepemilikan saham ke publik adalah untuk mengejar insentif pajak tersebut. Agus menuturkan, selama ini Mandiri sebenarnya mampu membukukan keuntungan sebelum pajak yang besarnya di atas rata-rata keuntungan bank lain. "Namun, karena bank lain mendapatkan insentif, maka laba Mandiri jadi kalah karena terpotong pajak," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News