Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Multigriya Finansial(SMF) menyebut tak akan terlalu ngoyo di bisnis sekuritisasi pada paruh kedua tahun ini. Toh, target yang dipasang di 2018 ini juga sudah terlewati.
Direktur PT Sarana Multigriya Finansial Heliantopo mengakui proses yang harus dilalui dalam sebuah proyek sekuritisasi memang cukup lama. Prosesnya, kata dia bisa lebih lama ketimbang penerbitan obligasi.
Terlebih bila sekuritisasi tersebut dilakukan oleh perbankan yang pertama kali melakukannya, alias first issuer. Karena itu dengan sisa waktu yang ada, ia memandang cukup realistis untuk tidak ngotot menerbitkan Efek Beragun Aset Surat Partisipasi (EBA-SP) baru di paruh kedua.
Meski begitu, ia tak menutup kemungkinan untuk melakukan sekuritisasi bagi bank penyalur kredit pemilikan rumah yang sebelumnya sudah melakukannya karena waktu yang diperlukan lebih pendek.
Sekadar informasi, sampai pertengahan tahun ini, SMF telah memfasilitasi 12 kali transaksi sekuritisasi dengan menggunakan skema EBA SP, dimana 11 kali dilakukan kerjasama dengan Bank BTN dan satu kali lagi dengan Bank Mandiri. Jika ditotal secara akumulasi transaksinya sebesar Rp 10,15 triliun.
Dari angka tersebut, di semester I-2018 transaksi sekuritisasi yang sudah dilakukan mencapai Rp 2 triliun. "Sebenarnya itu sudah memenuhi target tahun ini," kata Heliantopo, Senin (3/9).
Sementara untuk target tahun depan, ia menyebut pihaknya baru akan melakukan pembahasan rencana kerja dan anggaran perusahaan. Tapi Heliantopo optimistis nilai sekurititisasi di tahun depan bisa lebih tinggi ketimbang target tahun 2018.
Karena itu, pihaknya berupaya untuk mengajak lebih banyak bank penyalur KPR untuk melakukan skema ini. Termasuk dari perbankan syariah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News