Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |
JAKARTA. Besarnya pasar pensiunan di Indonesia, membuat PT Taspen khawatir. Taspen tak ingin terjadi eksploitasi terhadap pensiunan tersebut.
"Maksudnya, saya berharap pensiunan itu tidak dieksploitasi sebagai debitur," ucap Direktur Utama PT Taspen Agus Haryanto, Senin, (29/4). Beberapa bank menyasar pensiunan sebagai debitur dengan kemudahan pencairan kredit dan pemberian tenor yang tidak terlalu panjang.
Menurutnya, seharusnya ada persyaratan yang masuk akal atau lebih ketat bagi pemberian kredit terhadap pensiunan tersebut.
Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin pun melihat, selama ini adanya ketidakwajaran dalam pemberian kredit pensiun oleh beberapa bank. Sayang ia tak mau menyebut bank mana yang dimaksud.
Ia mencontohkan, selama ini bank yang menggarap pangsa pasar pensiun membolehkan seseorang mengajukan kredit saat usia 55 tahun dan diberi tenor 20 tahun. Jadi kredit tersebut baru lunas saat usianya 75 tahun. "Kalau dia tidak sampai umur 75, gimana dong kasihan," tutur Budi.
Ia mengklaim bahwa bank patungan antara PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), PT Pos Indonesia, dan Taspen yang bernama Bank Sinar Harapan Bali akan mengatur standar supaya tak memberi bunga kredit yang terlalu tinggi dengan tenor yang tidak panjang.
Perlu diketahui, bank ini akan menyasar pasar kredit pensiunan, melalui outlet kantor pos, dan manajemen Mandiri. Disebut Agus bahwa bisnis pensiunan ini terlihat kecil, tapi sebenarnya besar sekali. Budi pun mengatakan, kredit pensiunan merupakan pasar yang menarik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News