Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tren pasar modal yang tengah menguat berimbas pada imbal hasil yang dikantongi oleh PT Taspen. Hingga kuartal I 2017, perusahaan ini mengantongi hasil investasi Rp 3,5 triliun.
Direktur Taspen Iman Firmansyah mengatakan, imbal hasil tersebut meningkat dibanding kuartal I tahun lalu. "Sampai bulan Maret 2017, hasil investasinya masih tumbuh sekitar 15% secara year on year," kata dia.
Meningkatnya imbal hasil Taspen sepanjang kuartal I tahun ini terdorong dari penguatan harga saham. Dus, hasil investasi yang berasal dari instrumen-instrumen berbasis ekuitas pun turut terdongkrak.
Selama kuartal I-2017, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat 5,12%. Bahkan selama Maret 2017 saja, IHSG telah menguat 3,37%. Tak ayal, portofolio Taspen yang ditempatkan di reksadana dan saham ikut mencuat.
Tak hanya harga saham yang meningkat. Harga surat utang juga meningkat. Berdasarkan data Infovesta Goverment Bond Index, indeks ini menguat 3,73%.
Namun, Taspen menilai, masih ada tantangan yang harus dihadapi. Hambatan itu berasal dari imbal hasil instrumen deposito yang cenderung menurun. Seperti diketahui, dalam beberapa waktu ke belakang bunga deposito melanjutkan tren menurun.
Sampai akhir tahun 2017, Iman menyebut, Taspen mengincar hasil investasi sebesar Rp 17 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi 13,3% dari hasil investasi yang didapat pada tahun 2016 sebesar Rp 15 triliun.
Artinya dalam tempo tiga bulan pertama tahun ini, pengelola dana pensiun untuk aparatur sipil negara ini baru memenuhi 20,5% dari target tahunan. Nah untuk mengejar hasil investasi sampai tutup tahun ini, Iman bilang, akan mengocok ulang portofolio investasi Taspen.
Taspen akan mencoba memaksimalkan pasar saham yang sedang dalam tren positif. Untuk itu, porsi investasi di keranjang saham dan reksadana akan kembali ditingkatkan. Jika pada tahun lalu porsi investasi di segmen saham hanya 8% akan diperbesar menjadi 15%.
Untuk mengimbanginya, Taspen akan menekan penempatan dana di deposito. Yakni dari sekitar 25% dipangkas menjadi 15% dari total investasi yang dikelola perusahaan. "Selain itu, Taspen akan menambah penempatan investasi lagi di instrumen surat berharga negara," ungkap Iman. Perubahan portofolio tersebut diharapkan bisa memanfaatkan momentum kenaikan pasar modal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News