Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan teknologi digital yang semakin pesat, membuat perbankan tak lagi tertarik untuk melakukan ekspansi kantor cabang. Sebab, saat ini sebagian besar transaksi perbankan sudah dilakukan secara elektronik maupun digital.
Ambil contoh PT Bank Mandiri Tbk yang mengatakan tahun ini pihaknya hanya berencana membuka maksimal sebanyak 10 kantor cabang. Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan jumlah tersebut berkurang drastis dibandingkan pembentukan kantor cabang perseroan di tahun-tahun sebelumnya yang biasanya mencapai 40 hingga 50 kantor cabang.
"Saat ini kami lebih fokus meningkatkan produktifitas cabang baik dari sisi dana, kredit atau fee based," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (8/5). Hal tersebut bukan tanpa alasan, bank berlogo pita emas ini mengatakan saat ini kecenderungan transaksi nasabah Bank Mandiri sudah beralih ke e-channel seperti mesin anjungan tunai mandiri (ATM) dan sejenisnya.
"Saat ini hampir 90% transaksi bisnis dilakukan melalui electonic channel," sambung Hery. Ke depan, bukan penambahan cabang yang dibidik oleh Bank Mandiri melainkan meningkatkan jumlah user Mandiri Online agar nasabah lebih banyak melakukan transaksi lewat mobile banking. Di samping itu, hal tersebut juga sekaligus dapat menghemat biaya operasional bank.
Sebagai informasi saja, per Maret 2019 Bank Mandiri memiliki total 2.629 kantor cabang yang terdiri dari 139 kantor cabang, 2.323 kantor cabang pembantu (KCP) dan 167 kantor kas. Bank Mandiri juga memiliki 18,291 mesin ATM yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pun, nampaknya transaksi nasabah Bank Mandiri yang berjumlah lebih dari 24,9 juta sudah beralih ke digital banking. Terlihat dari transaksi e-channel yang menurun 3,7% secara year on year (yoy) menjadi 684 juta transaksi per Maret 2019.
Adapun PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) justru memilih untuk tidak mendirikan kantor cabang baru di tahun 2019 ini. Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto menyebut pihaknya memilih untuk mengoptimalkan outlet yang ada.
Lagipula, untuk dapat memfasilitasi nasabah yang terbesar di pelosok penjuru Tanah Air, BNI dapat memanfaatkan agen Laku Pandai. "Disamping optimalisasi outlet yang ada selama ini, kami berharap agen46 bisa mendukung," terang Catur.
Sebagai catatan saja, saat ini BNI memiliki sebanyak 117.415 agen yang tersebar di Indonesia. Jumlah ini pun mengalami peningkatan sebanyak 42,6% secara year on year (yoy) dari 82.344 di tahun Maret 2018.
Di sisi lain, BNI juga serius menggarap layanan mobile banking. Tercermin dari jumlah pengguna yang meningkat 92% yoy menjadi 3,32 juta pengguna di akhir Maret 2019. Sementara jumlah SMS dan internet banking masing-masing berjumlah 10,15 juta dan 1,91 juta nasabah dan meningkat 15,2% dan 6,2% secara yoy.
"Sampai akhir tahun ini kita harapkan jumlah agen46 bisa berjumlah 140.000," lanjutnya. Sekadar informasi, per Maret 2019 BNI memiliki 2.2947 kantor cabang di Indonesia dan dilengkapi dengan 18.335 mesin ATM yang dapat melayani lebih dari 44,9 juta nasabah.
Setali tiga uang, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja juga mengaku tak berniat menambah kantor cabang secara besar-besaran. Bahkan, menurutnya perseroan dalam beberapa tahun terakhir mengurangi jumlah kantor cabang.
Menurut Parwati, pihaknya melakukan strategi relokasi untuk memaksimalkan fungsi kantor cabang. Sayang, Ia tidak merinci berapa banyak kantor yang didirikan dan dikurangi sejauh ini.
"Hal ini seiring dengan semakin nyamannya nasabah melakukan transaksi via digital channel. Sehingga peran cabang berubah," katanya. Hingga Maret 2019 tercatat OCBC NISP memiliki 306 kantor cabang dan 707 mesin ATM di 61 kota di Tanah Air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News