kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.912.000   -20.000   -1,04%
  • USD/IDR 16.450   167,00   1,00%
  • IDX 6.816   48,94   0,72%
  • KOMPAS100 985   6,24   0,64%
  • LQ45 763   1,83   0,24%
  • ISSI 216   1,39   0,64%
  • IDX30 397   1,52   0,38%
  • IDXHIDIV20 474   2,31   0,49%
  • IDX80 111   0,22   0,20%
  • IDXV30 115   -0,82   -0,71%
  • IDXQ30 130   0,67   0,52%

Tercipta dari tulang rusuk pria, terpaksa harus jadi tulang punggung keluarga


Sabtu, 08 Agustus 2020 / 08:05 WIB
Tercipta dari tulang rusuk pria, terpaksa harus jadi tulang punggung keluarga
ILUSTRASI.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada yang bilang, perempuan tercipta dari tulang rusuk pria. Tapi banyak perempuan terpaksa menjadi tulang punggung keluarga.
Dalam liputan bersama Harian Kompas, Kontan, Kompas.com dan Kompas TV mengangkat kisah perempuan yang menjadi tulang punggung bagi keluarga mereka. 

Salah satunya Popon. Sebelum suaminya wafat, Popon telah memulai usaha kecil-kecilan untuk membantu suami yang berprofesi sebagai supir taksi. Niat baik Popon itu ternyata membawa berkah di kemudian hari. Setelah suaminya meninggal ia bisa menafkahi lima anaknya dari usaha yang ia geluti itu.

Bermula  tahun 2012, saat seorang Community Officer PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) menawarkan Program Tepat Pembiayaan Syariah di Kampung Sindangraja, Sariwangi, Tasikmalaya, Jawa Barat.  “Saya tertarik karena ingin hidup berubah menjadi lebih baik dan membantu suami,” kata Popon, Selasa (4/8) 

Modal usaha Popon awalnya cuma Rp 3 juta. Ia kemudian memulai berjualan pakaian dari modal tersebut. Sayang arus penjualan pakaian memang tak terlalu cepat. Maka tak lama Popon beralih menjual makanan ringan produksi sendiri seperti makaroni, bakso goreng dan makanan ringan lainnya.

Perlahan usaha makanan ringan Popon berkembang. Ia mulai mempekerjakan orang buat membantu produksi hingga berhasil meraih omzet hingga Rp 10 juta per bulan. 

Dari situ Popon kembali mengajukan permintaan modal usaha kepada BTPN Syariah.  “Hingga kini sudah dapat delapan kali pembiayaan, dari Rp 3 juta, kini mencapai Rp 18 juta,” sambung Popon. 

Berkat tambahan nilai pembiayaan, skala usaha Popon  semakin meningkat. Omzet bisa mencapai Rp 25 juta per bulan. Pekerja yang ia miliki kini 20 orang. Popon mengakui pihak bank cukup banyak membantu. Mulai pembinaan usaha hingga mengatur arus kas keuangan. 

BTPN Syariah memang membidik masyarakat prasejahtera untuk menyalurkan pembiayaan ultramikro seperti Popon. Dan 100% debiturnya adalah perempuan. Kelompok masyarakat prasejahtera, apalagi perempuan cenderung lebih sulit mendapatkan pembiayaan. Selain berisiko tinggi, perempuan kerap dinilai bukan pencari nafkah utama. 

Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad menyatakan pihaknya  tetap mendukung usaha nasabah yang cukup terdampak  pandemi. "Kami percaya bahwa masyarakat dari segmen manapun berhak atas kehidupan yang lebih baik," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×