Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Ahmad Febrian
Perlahan usaha makanan ringan Popon berkembang. Ia mulai mempekerjakan orang buat membantu produksi hingga berhasil meraih omzet hingga Rp 10 juta per bulan.
Dari situ Popon kembali mengajukan permintaan modal usaha kepada BTPN Syariah. “Hingga kini sudah dapat delapan kali pembiayaan, dari Rp 3 juta, kini mencapai Rp 18 juta,” sambung Popon.
Berkat tambahan nilai pembiayaan, skala usaha Popon semakin meningkat. Omzet bisa mencapai Rp 25 juta per bulan. Pekerja yang ia miliki kini 20 orang. Popon mengakui pihak bank cukup banyak membantu. Mulai pembinaan usaha hingga mengatur arus kas keuangan.
BTPN Syariah memang membidik masyarakat prasejahtera untuk menyalurkan pembiayaan ultramikro seperti Popon. Dan 100% debiturnya adalah perempuan. Kelompok masyarakat prasejahtera, apalagi perempuan cenderung lebih sulit mendapatkan pembiayaan. Selain berisiko tinggi, perempuan kerap dinilai bukan pencari nafkah utama.
Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad menyatakan pihaknya tetap mendukung usaha nasabah yang cukup terdampak pandemi. "Kami percaya bahwa masyarakat dari segmen manapun berhak atas kehidupan yang lebih baik," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News