kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Terimbas pandemi corona, laba bersih BNI merosot 41% pada semester I-2020


Selasa, 18 Agustus 2020 / 17:04 WIB
Terimbas pandemi corona, laba bersih BNI merosot 41% pada semester I-2020
Direksi Bank Negara Indonesia (BNI) berpose usai menyampaikan paparan kinerja BNI semester I 2020 di Jakarta, Selasa (18/8/2020).


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi corona berdampak pada kinerja PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Sepanjang semester I-2020, pertumbuhan laba bank berlogo angka 46 ini menurun 41,6% (yoy) menjadi Rp 4,45 triliun dibandingkan semester I-2019 senilai Rp 7,63 triliun. 

Direktur Keuangan BNI Sigit Prastowo dalam jumpa pers virtual, Selasa (18/8) mengatakan situasi pandemi yang mengakibatkan tertundanya pembayaran pokok dan bunga, termasuk melalui stimulus retsukrukturisasi kredit jadi salah satu alasannya laba perseroan merosot.

“Dengan adanya restrukturiasi,pendapatan bunga menurun karena debitur meminta penudaan pokok dan bunga. Ini tentu saja mengurangi kemampuan kami mencetak laba,” ungkap Sigit. 

Baca Juga: Eh, ada kabar baik, tren suku bunga KPR perbankan terus menurun, silakan cek di sini

Sebagai catatan hingga akhir Juni 2020 perseroan telah menyetujui restrukturisasi kredit senilai Rp 119,27 triliun, dari total pengajuan senilai Rp 146,67 triliun. Adapun nilai restrukturisasi yang telah disetujui setara dengan 20,68% portofolio kredit perseroan pada semester I-2020 senilai Rp 576,77 triliun. 

Selain soal dampak pandemi, Sigit menambahkan, tergerusnya laba juga diakibatkan lantaran perseroan mengambil langkah konservatif terkait antisipasi pandemi sekaligus pemenuhan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 . 

Ini terbukti dari rasio pencadangan perseroan yang meningkat pesat dari 156,5% pada semester I-2019 menjadi Rp 214,1% akhir semester I-2020.

Maklum, dari kalkulasi perseroan risiko kredit juga makin meningkat seiring tak dapat ditaksirnya penyelesaian pandemi. 

Tercatat loan at risk (LaR) perseroan juga telah mencapai double digit sebesar 10,8% pada akhir semester I-2020. ini jadi yang tertinggi sejak 2017, dimana LaR perseroan dapat dikendalikan di bawah 10%.

“Akibat restrukturisasi dan pemburukan kredit, kami meningkatkan pencadangan. Ini sebenarnya positif sebagai mitigasi dampak pandemi, kami mengalokasikan tambahan CKPN Rp 16 triliun dari laba ditahan sebagian pencadangan untuk antisipasi penurunan kualitas kredit,” Jelas Sigit.

Hingga akhir tahun Sigit masih optimistis pihaknya masih dapat mencatat laba, meskipun diakuinya pasti akan lebih rendah dibandingkan akhir tahun lalu. 

Baca Juga: Ada promo khusus dari BNI untuk rayakan HUT RI, berikut daftarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×