Reporter: Annisa Fadila | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi covid-19 yang masih mewabah membuat industri fintech ikut tertekan. Pasalnya, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) merevisi target penyaluran pembiayaan baru.
Wakil Ketua Umum AFPI Sunu Widyatmoko menyatakan, awalnya asosiasi melihat ada pertumbuhan dalam penyaluran pembiayaan baru. Oleh karenanya, pihaknya optimis indnustri fintech dapat menyalurkan pinjaman sebesar Rp 86 triliun.
Sayang, target tersebut harus direvisi akibat wabah corona. Sunu bilang, target itu direvisi menjadi Rp 60 triliun, terlebih dengan kondisi 6 bulan terakhir pihaknya memprediksi penyaluran pinjaman sampai akhir tahun sama seperti tahun lalu.
Baca Juga: NPL fintech terus menanjak, AFPI : Industri fintech harus beradaptasi
“Kami tidak mengharapkan adanya pertumbuhan pembiayaan baru di tahun ini. Oleh sebabnya tahun 2020 kami memperkirakan penyaluran pembiayaan akan sama seperti tahun lalu, sejalan dengan lambatnya perekonomian yang berdampak pada kinerja fintech lending,”
“Memang pada Desember tahun lalu outstanding pembiayaan mencapai Rp 13,16 triliun. Namun tahun 2020 khususnya mulai April hingga Juni terus mengalami penurunan. Dari sini dapat disimpulkan penerapan PSBB dan virus corona memberikan dampak terhadap kinerja fintech,” ujar Sunu dalam virtual conference (19/8).
Kendati demikian, asosiasi meyakini sejak pandemi tak sedikit dari platform fintech yang diuntungkan, khususnya yang bergerak di sektor produktif. Oleh karenanya, diharapkan industri fintech dapat memaksimalkan kinerja meski pandemi masih mewabah.
Baca Juga: APPI nilai penyaluran pinjaman di luar Pulau Jawa masih berpotensi
Terlebih, Suni meyakini kedepan fintech lending mempunyai peluang untuk berkembang. Hal itu disebabkan adopsi masyarakat terhadap fintech masih dinilai rendah, yakni hanya 20%. Angka ini jauh berbeda dengan India dan Tiongkok yang mengadopsi fintech mencapai 87%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News