Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 memberi dampak besar terhadap industri asuransi. Di tengah perlambatan ekonomi saat ini, jutaan nasabah memutuskan untuk menutup polis asuransi tahun ini.
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), mencatat jumlah tertanggung atau nasabah asuransi jiwa berkurang 4,7% atau setara 3,15 juta orang pada kuartal pertama 2021. Artinya, secara tahunan (yoy) terjadi penurunan dari 67,02 juta menjadi 63,87 juta orang.
Ketua Bidang R&D, Pelaporan dan IT AAJI Edy Tuhirman menjelaskan, perlambatan jumlah tertanggung terjadi pada polis asuransi kumpulan sebesar 21,6%. Dengan jumlah polis melambat, turut mengurangi jumlah orang yang menggunakan produk asuransi.
"Kemungkinan banyak perusahaan - perusahaan kecil kolaps dalam menghadapi Covid-19," kata Edy, pekan lalu.
Baca Juga: Akhir Juni, IFG Life akan mendapat suntikan dana Rp 20 triliun
Sebaliknya, jumlah nasabah perorangan justru mencatatkan peningkatan sebanyak 460.000 orang. Hal ini seiring dengan pertumbuhan jumlah polis perorangan sebesar 2,7% dan uang pertanggungan perorangan 5,2%.
Walaupun jumlah nasabah berkurang, tapi industri asuransi jiwa berhasil mengantongi premi lebih besar. Hingga kuartal pertama 2021, premi asuransi jiwa naik 28,5% menjadi Rp 57,45 triliun.
"Total premi industri meningkat karena perusahaan - perusahaan besar masih sanggup meningkatkan premi. Mereka meningkatkan asuransi bagi karyawan walau ada Covid-19," lanjutnya.
Jika dirinci pendapatan premi dari nasabah perorangan mencapai Rp 49,90 triliun atau tumbuh 31,1% yoy. Sementara dari nasabah kumpulan mencapai Rp 7,55 triliun. Nilai itu meningkat 13,3% dari periode sebelumnya Rp 6,66 triliun.
Dalam kondisi Covid-19, BRI Life juga berhasil mempertahankan kinerja tahun ini. Perusahaan asuransi jiwa ini terus meningkatkan jumlah nasabah baru melalui produk asuransi yang mereka tawarkan.
Baca Juga: Bayar klaim nasabah yang jatuh tempo, Kresna Life jual jual portofolio saham
"Kami mendorong perusahaan untuk menjual produk proteksi sederhana sebanyak mungkin di Bank BRI," kata Presiden Direktur Iwan Pasila.
Dengan strategi tersebut, jumlah nasabah BRI Life meningkat hingga 26% yoy menjadi Rp 14,1 juta juta hingga Mei 2021. Selain kehadiran produk proteksi, peningkatan nasabah juga didorong oleh kesadaran masyarakat berasuransi serta pemasaran produk tradisional dan proteksi.
Tak puas sampai situ, BRI Life masih menargetkan jumlah nasabah baru lebih banyak lagi. Anak usaha Bank BRI ini terus berupaya mendorong pertumbuhan portofolio asuransi sesuai kebutuhan nasabah.
"Kami segmentasikan sesuai kebutuhan. Saat ini, kami sudah penetrasi kebutuhan nasabah pada produk - produk proteksi serta unitlink sesuai kebutuhan mereka," tutupnya.
Selanjutnya: Intip strategi Bos Sour Sally Group mengelola portofolio investasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News