Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Aliran kredit ke sektor batubara, atau yang dijuluki juga dengan “emas hitam” ini tampaknya tak menunjukkan tanda-tanda surut. Ini tercermin dari derasnya arus kredit yang diberikan sejumlah perbankan ke sektor ini.
Ambil contoh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Bank berlogo pita merah ini mencatat kredit paling deras mengalir ke sektor industri batubara, dengan nilai outstanding yang naik 56% secara tahunan ke level Rp 21,5 triliun.
Melansir laporan kuartal IV tahun 2024, Senin (24/3), kredit segmen wholesale Mandiri secara bank only yang meliputi sektor komersial dan korporasi masih menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit, yakni 55% dari total kredit senilai Rp1.671 triliun.
Baca Juga: Aliran Kredit Emas Hitam Makin Deras
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). juga sama. Melansir paparan kinerja BCA tahun 2024, kredit korporasi masih merajai, yakni 46,3% dari total kredit senilai Rp921,9 triliun. Persentasenya naik dari yang sebelumnya 45,1% pada 2023.
Kredit itu dialirkan untuk mendanai bermacam sektor industri, termasuk batubara. Secara keseluruhan, kredit ke segmen korporasi ini memang naik. Per Februari 2025, Bank Indonesia mencatat kredit perbankan ke segmen korporasi tumbuh 15,88% secara tahunan (yoy). Di dalamnya, kredit sektor pertambangan turut tumbuh signifikan 24,29% yoy.
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn mengatakan, pembiayaan ke sektor batubara dilakukan dalam rangka mendukung penyediaan pasokan listrik bagi masyarakat di seluruh pelosok Indonesia.
Kata dia, penyaluran kredit ke sektor ini sejalan dengan kebutuhan pasokan energi yang belum dapat sepenuhnya diserap oleh energi baru terbarukan (EBT) selama masa transisi.
“Selain itu, prospek industri batubara ke depan juga akan bergantung kepada perekonomian global dan dinamika geopolitik yang mempengaruhi pasokan energi secara global,” terang Hera kepada Kontan, Senin, (24/3).
Baca Juga: Kredit Perbankan ke Sektor Pertambangan Mengucur Deras pada 2024
Lebih lanjut, kata Hera BCA akan terus mendorong penyaluran kredit di berbagai sektor, dengan mempertimbangkan prinsip kehati-hatian sesuai dengan dinamika makro ekonomi domestik maupun global.
“Kami juga memperhatikan dan mengelola dampak lingkungan dari kegiatan bisnis perusahaan dengan kebijakan pembiayaan yang bertanggung jawab,” tandasnya.
Pertumbuhan ini juga diakui Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae. Menurutnya di bulan Februari ini, kredit ke sektor ini tercatat sebesar Rp1.227,66 triliun, naik Rp 126 triliun atau tumbuh 11,46% secara tahunan.
“Penopang pertumbuhan kredit ke sektor ini utamanya adalah kredit kepada subsektor pertambangan bijih nikel, bijih tembaga, dan bijih batubara,” ujarnya kepada Kontan, Senin (24/3).
Dian bilang, porsi kredit terbesar datang dari sektor industri pengolahan dengan porsi mencapai 15,69% dari total kredit perbankan. Menurutnya ke depan pertumbuhan sektor batubara masih diharapkan agar tetap berkontribusi bagi perekonomian negara guna penyerapan tenaga kerja.
“Dengan tetap memperhatikan dampak dan risiko yang ditimbulkannya, khususnya yang terkait dengan isu lingkungan dan pemanasan global,” himbaunya.
Selanjutnya: Ukraina Luncurkan Serangan HIMARS Terhadap Helikopter Rusia di Belgorod
Menarik Dibaca: Promo Richeese Factory Combo Mudik Fire Chicken Rp 45.000-an, Catat Lokasinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News