Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) menahan suku bunga acuan di level 5,25% - 5,50% pada akhir tahun ini dan mengisyaratkan akan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali pada 2024.
Keputusan tersebut tentu akan berdampak pada kinerja bisnis perbankan pada tahun depan, misalnya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
Direktur Keuangan BRI, Viviana Dyah Ayu Retno Kumalasari mengatakan pihaknya berharap nantinya kebijakan menahan suku bunga tersebut diikuti oleh penurunan BI7DRR, sehingga berdampak positif bagi pertumbuhan bisnis, termasuk perbankan.
Baca Juga: BRI Finance Targetkan Batas Minimum Modal yang Ditentukan OJK Hingga 9%
Namun secara kondisi neraca keuangan, Vivi mengatakan BRI kini memiliki liabilitas yang sensitive, artinya setiap kenaikan benchmark rate (suku bunga acuan) akan berdampak negatif pada margin BRI, begitu juga sebaliknya.
"Secara posture balance sheet, BRI ini Liability Sensitive, artinya setiap kenaikan benchmark rate, berpengaruh negatif terhadap margin BRI, vice versa," kata Vivi kepada KONTAN, Jumat (15/12).
Baca Juga: Sejarah Berdirinya BRI 16 Desember 1894, Bank Pertama dan Tertua di Indonesia
Vivi juga menyinggung terkait kinerja saham ke depannya yang tidak semata-mata dipengaruhi oleh suku bunga acuan, meskipun hal tersebut cukup penting.
Hal itu lagi-lagi karena liability sensitive yang dimiliki oleh BRI. Terkait target Nim dan Cost of fund, BRI masih dalam proses finalisasi untuk budget tahun 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News