kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Tiga bank pelat merah menjadi penyalur kredit sindikasi terbesar


Senin, 16 September 2019 / 06:19 WIB
Tiga bank pelat merah menjadi penyalur kredit sindikasi terbesar
ILUSTRASI. Perbankan masih setia menyalurkan kredit secara rombongan


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pasar sindikasi melambat di awal tahun, perbankan masih setia menyalurkan kredit secara rombongan. Melansir data Bloomberg per Jumat (13/9) tiga bank pelat merah masih menjadi bank penyalur kredit sindikasi terbesar.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) tercatat menjadi penyalur kredit sindikasi terbesar, yakni US$ 2,3 miliar. Bank berlogo 46 ini mengempit 14,24% dari total pangsa pasar kredit sindikasi dengan total perjanjian kredit sebanyak 20 peminjam.

Di posisi kedua, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tercatat telah menyalurkan kredit sindikasi sebesar US$ 2,09 miliar atau setara 12,92% pangsa pasar dari 22 debitur. Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatatkan total kredit yang diteken sebanyak US$ 1,5 miliar dengan total peminjam sebanyak 13.

Baca Juga: Meski kue uang elektronik dikerubuti, perbankan tetap bisa unjuk gigi

Tak cuma bank pelat merah, beberapa bank swasta terpantau masih cukup aktif dalam berpartisipasi dalam kredit sindikasi. PT Bank CIMB Niaga Tbk misalnya sudah mencatatkan total kredit sindikasi sebesar US$ 1,15 miliar dengan total kesepakatan sebanyak 11 peminjam. Selain itu, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berada di urutan bank penyalur kredit sindikasi urutan 5 besar dengan total penyaluran kredit sindikasi US$ 920,93 juta menurut data Bloomberg.

Adapun, data Bloomberg terakhir mencatatkan total kredit sindikasi kini sudah mencapai US$ 16,21 miliar hingga mendekati penghujung kuartal III 2019.

BNI terpantau cukup aktif dalam menyalurkan kredit sindikasi. Jumat (13/9), bank dengan kode saham  BBNI ini meneken kerjasama kredit dengan Bank Shinhan Indonesia (Shinhan Bank) untuk pembiayaan kredit sindikasi PT J Resources Nusantara (JRN) sebesar total US$ 231 juta. PT J Resources Nusantara merupakan anak perusahaan dari PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB). 

Fasilitas kredit sindikasi tersebut dimanfaatkan untuk pengembangan tambang yang dioperasikan JRN dan anak perusahaannya. Dalam pembiayaan tersebut, BNI berperan sebagai mandated lead arrangers and bookrunners (MLAB).

Hingga akhir tahun 2019, ini BNI menarget dapat melakukan closing kredit sindikasi sebesar Rp 79 triliun dengan pipeline partisipasi BNI sekitar Rp 27 triliun. "Closing sindikasi yang diharapkan semester II terdiri dari proyek smelter senilai Rp 7 triliun, pembangkit listrik Rp 48 triliun, infrastruktur tol Rp 21,4 triliun dan industri manufaktur Rp 2,38 triliun," ungkap Pemimpin Unit Bisnis Sindikasi BNI Rommel TP Sitompul dalam keterangan, Jumat (13/9) malam.

Baca Juga: BNI dan Shinhan Bank salurkan kredit sindikasi pertambangan senilai US$ 231 juta

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas menuturkan, sampai Agustus 2019 pihaknya telah ikut berpartisipasi dalam kurang lebih 18 deal sindikasi. Pembiayaan tersebut terbagi dari debitur dalam negeri maupun luar negeri. "Umumnya Bank Mandiri selalu menjadi mandated lead arranger (MLA) dalam proyek sindikasi yang kami ikuti," ungkap Rohan dalam keterangan tertulis, Minggu (15/9). 

Bank berlogo pita emas ini menambahkan secara tahunan atau year on year (yoy) kredit sindikasi Bank Mandiri baru tumbuh tipis sebesar 6% per Agustus 2019. Pertumbuhan yang relatif tipis ini menurut Rohan dikarenakan tren perlambatan di pasar kredit sindikasi, terutama di awal tahun 2019. 

Adapun, berdasarkan sektor kreditnya menurut catatan Bank Mandiri mayoritas masih berasal dari sektor jalan tol dan pembangunan infrastruktur energi. "Kami menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai fokus dari Bank Mandiri untuk saat ini," sambungnya.

Baca Juga: Gara-gara diajukan PKPU, Duniatex batal bertemu dengan para kreditur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×