Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli akan kembali meninjau ulang target bisnis perusahaan yang sudah ditetapkan. Pada awal tahun, emiten multifinance dengan sandi saham ADMF ini menargetkan pembiayaan tumbuh 4% hingga 7%.
“Target tahun ini akan ada revisi, tapi masih belum bisa dipastikan karena masih melihat perkembangan perekonomian. Saat ini kami fokus untuk restrukturisasi. Untuk pembiayaan baru masih sulit karena kemampuan membayar berkurang karena tidak berproduktif,” ujar Hafid kepada Kontan.co.id pada akhir pekan.
Baca Juga: Ini strategi Batavia Prosperindo Finance pertahankan bisnis di tengah pandemi
Hafid menambahkan Adira Finance tetap melakukan penyaluran pembiayaan baru walaupun disesuaikan dengan kriteria dan kondisi saat ini. Adira telah mengambil langkah inisiatif untuk memastikan keselamatan karyawan juga tetap melanjutkan operasi bisnis
Sedangkan PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 2,66% menjadi Rp 327,85 miliar di kuartal I 2020. Padahal pada kuartal pertama 2019 senilai Rp 336,81 miliar. Penurunan tersebut karena perusahaan menaikkan jumlah cadangan.
“Penurunan ini karena perusahaan membentuk cadangan 70% piutang sebagai antisipasi penurunan ekonomi yang berpotensi meningkat kredit macet (NPF),” kata Finance Director & Corporate Secretary BFI Finance Sudjono.
Per 31 Maret 2020, BFI Finance mencatatkan NPF di posisi 1,1% sementara cadangan kerugian mencapai 3,1x NPF atau sekitar 3,55% dari nilai aset produktif perusahaan. Jumlah ini diharapkan akan menjadi buffer untuk mengantisipasi peningkatan NPF di tengah pandemi Covid-19.
Sementara itu, realisasi pembiayaan baru BFI Finance mencapai Rp 4,0 triliun di kuartal I 2020. Jumlah tersebut naik 20,7% dari realisasi tahun sebelumnya yakni Rp 3,4 triliun. Kenaikan ini turut meningkat pendapatan perusahaan sebesar 10,1% menjadi Rp1,4 triliun.
Baca Juga: Harapan Pebisnis Multifinance di Era Normal Baru