kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tiga perusahaan non-bank gencar menyalurkan pembiayaan ultra mikro


Minggu, 14 April 2019 / 15:54 WIB
Tiga perusahaan non-bank gencar menyalurkan pembiayaan ultra mikro


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebanyak tiga Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) tengah gencar menyalurkan pembiayaan ultra mikro (Umi) tahun ini. LKBB tersebut adalah PT Pegadaian, PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dan PT Bahana Artha Ventura (BAV).

Umi merupakan program lanjutan dari bantuan sosial pemerintah yang menyasar pelaku usaha ultra mikro yang belum tersentuh akses perbankan seperti program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program Umi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp 10 juta per nasabah dengan tenor pinjaman jangka pendek maksimal 52 minggu.

PNM sendiri telah menyalurkan total pembiayaan Umi sebesar Rp 1,55 triliun dari tahun 2018 hingga Februari 2019. Jumlah tersebut disalurkan kepada 720.000 pelaku usaha wanita pra sejahtera. Dengan capaian tersebut pihaknya menargetkan total pembiayaan Umi bisa tembus Rp 3,5 triliun hingga akhir tahun.

Direktur Utama PNM Arief Mulyadi menyatakan, akan menambah 250 – 300 kantor cabang baru yang tersebar di Indonesia. Dimana sampai saat ini perseroan telah menyalurkan pembiayaan melalui 1.000 kantor cabang.

“Kami masih menambah jaringan atau memperbesar penyaluran di kantor yang sudah ada. Dengan adanya penambahan cabang akan memperluas wilayah dan jaringan pembiayaan Umi,” kata Arief kepada Kontan.co.id, Jumat (12/4).

Untuk bunga pinjaman yang diberikan tidak memberatkan. Nasabah yang meminjam Rp 2 juta, cukup mencicil Rp 50.000 per minggu selama 50 minggu. Menurutnya, bunga pinjaman ini cukup ringan buat mereka karena hanya perlu menyisihkan Rp 10.000 per hari.

Sementara PT Bahana Artha Ventura (BAV) memproyeksikan pembiayaan Umi hingga akhir tahun ini mencapai Rp 1,4 triliun. Dari jumlah tersebut perusahaan telah merealisasikan 32,14% dari target yaitu Rp 450 miliar.

Direktur Utama BAV Muhamad Sidik Heruwibowo mengatakan, telah menyalurkan pembiayaan Umi kepada 105.000 anggota koperasi, di mana saat ini perusahaan mempunyai 26 mitra koperasi yang tersebar di 25 daerah di Indonesia.

Untuk mencapai target itu, BAV akan mendorong penyaluran pembiayaan melalui mitra koperasi. Selain sebagai lembaga penyalur, koperasi juga berperan sebagai penjamin kredit yang diberikan kepada nasabah. Alhasil, perseroan sukses menekan rasio kredit bermasalah (NPL) di posisi 0%.

“Kami memiliki koperasi simpan pinjam yang bagus sebagai jaringan, maka dari itu tingkat NPL di angka 0%,” ungkap Sidik. Menurut catatan Kontan.co.id, hingga Februari 2019, Pegadaian telah menyalurkan pembiayaan Umi sebesar Rp 344 miliar.

Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian Harianto Widodo mengatakan, pihaknya menargetkan pembiayaan Umi Rp 1,28 triliun sampai akhir tahun.
Guna mencapai target penyaluran tahun ini. Pegadaian akan memanfaatkan sekitar 4.300 cabang untuk mengucurkan pembiayaan Umi. Pihaknya akan lebih merata memberikan pinjaman ini, karena masing-masing cabang punya target sendiri dalam menyalurkan pembiayaan ini.

Ketiga lembaga pembiayaan ini mempunyai target pasar berbeda. Misalnya saja, Pegadaian membiayai nasabah untuk individual, sedangkan PNM ke kelompok, dan BAV ke linkage seperti koperasi.

Kementerian Keuangan (Kemkeu) menunjuk Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Investasi Pemerintah (PIP) sebagai koordinator dana pembiayaan Umi. Untuk dana sendiri berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), baik itu dari kontribusi pemerintah daerah, lembaga-lembaga keuangan domestik maupun global.

Kemkeu menyediakan dana untuk program pembiayaan Umi hingga mencapai Rp 7 triliun yang merupakan jumlah akumulatif sejak 2017. Dari angka ini, baru tersalurkan sekitar Rp 2 triliun hingga Februari lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×