kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tingkat efisiensi multifinance mengendur di awal tahun ini


Minggu, 24 Maret 2019 / 14:48 WIB
Tingkat efisiensi multifinance mengendur di awal tahun ini


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri multfinance masih belum efisien. Hal tersebut terlihat dari tren rasio beban operasional berbanding pendapatan operasional (BOPO) yang  menanjak di awal tahun ini.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, rasio BOPO multifinance per Januari 2018 berada di angka 80,66%. Namun per akhir Januari tahun ini, rasio tersebut naik menjadi 82,49%. Padahal sepanjang 2018 lalu, BOPO multifinance stabil di kisaran angka 80%.

Peningkatan rasio BOPO seiring dengan kenaikan beban operasional secara tahunan lebih tinggi dibandingkan pendatan operasional. Walaupun perusahaan pembiayaan terus berupaya menekan kenaikan beban yang harus ditanggung.

Pendapatan operasional multifinance hingga bulan pertama 2019 misalnya tercatat mencapai Rp 9,06 triliun. Jumlah ini meningkat 4,37% dari periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 8,68 triliun.

Di sisi lain, beban operasional dari industri pembiayaan meningkat 6,71%. Sampai Januari 2019, beban operasional dari pelaku industri mencapai  Rp 7,47 triliun. Posisi yang sama di 2018 tercatat senilai Rp 7 triliun.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menilai, tantangan di industri pembiayaan masih cukup besar. "Kenaikan BOPO merupakan hal yang wajar lantaran didalamnya ada pencadangan piutang ragu-ragu yang nantinya bias menjadi non performing financing (NPF). Paling penting pendapatan harus tetap naik, melebihi kenaikan persentase BOPO," kata Suwandi kepada Kontan.co.id beberapa hari lalu.

Peningkatan beban sebenarnya terbilang wajar, sejalan dengan potensi peningkatan bisnis yang diincar. Asalkan peningkatan beban tersebut bisa membuahkan pendapatan yang lebih besar.

Lebih selektif  juga merupakan hal yang penting. Diantaranya selektif dalam pendanaan untuk memperoleh cost of fund yang efisien. Begitu pula selektif dalam penyaluran pembiayaan demi  menjaga kualitas pembiayaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×