kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.440.000   -4.000   -0,28%
  • USD/IDR 15.350   -1,00   -0,01%
  • IDX 7.829   -2,64   -0,03%
  • KOMPAS100 1.196   2,88   0,24%
  • LQ45 970   3,33   0,34%
  • ISSI 228   0,02   0,01%
  • IDX30 495   1,66   0,34%
  • IDXHIDIV20 597   3,35   0,56%
  • IDX80 136   0,44   0,33%
  • IDXV30 140   0,56   0,40%
  • IDXQ30 166   1,10   0,67%

Transaksi Digital Melejit, Transaksi di Mesin ATM Kian Menyusut


Sabtu, 13 Juli 2024 / 22:45 WIB
Transaksi Digital Melejit, Transaksi di Mesin ATM Kian Menyusut
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di salah satu ATM bank Himabara di Jakarta, Senin (16/10/2023). Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), posisi NIM industri perbankan per Agustus 2023 berada di level 4,87%, angka tersebut tumbuh 14 basis poin (bps) secara tahunan atau year on year (YoY)./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/16/10/2023.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring dengan tren digitalisasi yang kian masif, jumlah transaksi maupun jumlah mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang dimiliki bank kian susut. Beberapa bank pun mulai menambah fungsi mesin ATM yang ada saat ini untuk melengkapi layanan.

Berdasarkan data Bank Indonesia, transaksi menggunakan kartu ATM/Debit mengalami penurunan sebesar 5,41% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 615,18 triliun.

Perkembangan transaksi ATM perseroan mengalami penurunan dalam beberapa periode terakhir. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor utama, di antaranya adalah peningkatan adopsi layanan perbankan digital oleh nasabah, kemudahan dan keamanan yang ditawarkan oleh aplikasi mobile banking, serta penurunan frekuensi penggunaan uang tunai dalam transaksi sehari-hari.

Baca Juga: Transaksi Digital Naik, Transaksi di Mesin ATM Turun

Head of Division Retail Digital Product and Partnership PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Mesah Roni Ginting  mengakui, sejak awal tahun 2024 hingga saat ini, akumulasi transaksi ATM perseroan menunjukkan penurunan sebesar 10% dari tahun sebelumnya.

 

"Namun, di sisi lain, kami melihat peningkatan signifikan dalam transaksi digital. Transaksi melalui platform mobile banking mencerminkan peningkatan sebesar 70% dibandingkan dengan periode yang sama dari tahun lalu," kata Roni kepada kontan.co.id, Kamis (11/7).

Peningkatan ini disebut Roni menunjukkan bahwa nasabah semakin nyaman dan percaya untuk melakukan transaksi melalui saluran digital, yang menawarkan kemudahan, kecepatan, dan keamanan.

Adapun, saat ini, perseroan mengoperasikan sebanyak 13.390 mesin ATM di seluruh Indonesia. Jumlah ini tidak berubah dibandingkan dengan tahun lalu, seiring dengan upaya efisiensi dan optimalisasi jaringan ATM untuk menyesuaikan dengan perubahan perilaku nasabah yang lebih memilih transaksi digital.

Baca Juga: Transaksi di Mesin ATM Semakin Menyusut, Pertanda Mulai Ditinggalkan?

Roni menyebut, tren hingga akhir tahun diperkirakan akan tetap menunjukkan penurunan dalam transaksi ATM seiring dengan semakin tingginya adopsi layanan digital. Namun, perseroan tetap menjaga kualitas layanan dan aksesibilitas bagi nasabah yang masih memerlukan transaksi tunai melalui ATM.

"Serta untuk menjaga optimalisasi dan efisiensi operasional ATM kami bersinergi dengan himbara melalui Program ATM Link. Kami juga terus berinovasi dan mengembangkan layanan digital untuk memastikan kenyamanan dan keamanan nasabah dalam bertransaksi," tandasnya.

Sementara SEVP Digital Business PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), Thomas Wahyudi mengatakan, seiring dengan modernisasi dan perkembangan kebutuhan masyarakat dalam transaksi perbankan, telah terjadi shifting penggunaan kanal perbankan dari outlet dan ATM menjadi online melalui mobile banking.

Menurut Thomas, nasabah menginginkan transaksi perbankan yang serba cepat, mudah dan bisa dilakukan kapanpun dimanapun.

Selain itu, cashless society sudah menjadi budaya yang umum terutama di kota-kota besar. Dampaknya, ketergantungan nasabah terhadap uang kartal menjadi berkurang dan hal tersebut menyebabkan transaksi di ATM menjadi stagnan cenderung menurun.

Baca Juga: Jumlah ATM BTN Cenderung Flat, Nasabah Beralih ke Transaksi Digital

BTN disebut Thomas sudah mengantisipasi hal ini dengan memperkuat kanal digital banking, salah satunya dengan superapp BTN Mobile yang mampu menggantikan peran outlet dan ATM sehingga memenuhi kebutuhan nasabah dalam bertransaksi perbankan.

"Terbukti di BTN sendiri untuk jumlah transaksi di mesin ATM YoY cenderung flat, namun disisi lain untuk transaksi melalui mobile banking meningkat drastis YoY lebih dari 100%, hal ini menunjukkan telah terjadi pergeseran preferensi transaksi dari ATM ke mobile banking di nasabah BTN," ujar Thomas.

Adapun, sampai dengan Juni 2024, jumlah transaksi di mesin ATM BTN tercatat sebanyak 37 juta transaksi. Secara rata-rata MoM relatif terjaga dengan pertumbuhan di kisaran 2%-5% setiap bulan.

Sementara jumlah ATM/CRM BTN per Juni 2024 tercatat sebanyak 2.207 mesin, sedikit lebih baik dari tahun lalu dengan YoY 3%.

Baca Juga: Tren Cashless Menggerus Jumlah Mesin ATM Sejumlah Bank

BTN bersama HIMBARA lain juga terus memperkuat positioning ATM Merah Putih, sehingga meskipun nasabah BTN menggunakan ATM dari bank HIMBARA lain, user experience nasabah akan sama dengan ketika nasabah BTN menggunakan mesin ATM BTN.

"Meskipun jumlah ATM BTN tidak tumbuh signifikan, namun nasabah BTN bisa memanfaatkan layanan ATM BTN di seluruh ATM HIMBARA yang jumlahnya mencapai lebih dari 30rb mesin ATM yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia," katanya.

Thomas mengatakan, BTN masih akan mempertahankan ATM/CRM sebagai salah satu layanan bank kepada masyarakat dengan jumlah kepemilikan mesin tidak akan tumbuh lebih tinggi dibanding tahun lalu. 

"Meskipun cashless society sudah jauh berkembang dari tahun-tahun sebelumnya, namun masyarakat masih membutuhkan uang kartal untuk bertransaksi dan kebutuhan tersebut bisa dipenuhi oleh mesin ATM/CRM," tambahnya. 

Meskipun kata Thomas dari jumlah transaksi cederung menurun, pihaknya tetap melakukan inovasi dengan menggantikan beberapa mesin ATM menjadi CRM sehingga mampu memenuhi kebutuhan untuk setoran dan tarik tunai serta transaksi purchase/payment.

Baca Juga: Inovasi Jadi Kunci Transaksi Digital Perbankan Kian Melesat

Di sisi lain, SVP Digital Retail Banking PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)  Yanto Masyap mengatakan, saat ini ATM masih menjadi salah satu alternatif untuk bertransaksi, utamanya untuk penarikan tunai. hal ini terlihat dari peningkatan jumlah transaksi ATM posisi Juni 2024 YoY.

Pertumbuhan transaksi ini salah satunya dikontribusi oleh fitur tarik tunai tanpa kartu di Livin' by Mandiri yang tumbuh 76% YoY. 

"Sampai dengan Juni 2024, frekuensi transaksi mencapai 530 juta transaksi atau meningkat 4% secara yoy dengan 13.00 jumlah ATM dan CRM Bank Mandiri yang tersebar di seluruh Indonesia," kata Yanto.

Baca Juga: Kian Berkontribusi, Tren Transaksi Digital Bank Mandiri Terus Meningkat

Menurut yanto, transaksi ATM di tahun 2024 akan terus mengalami shifting transaksi ke channel digital, terutama untuk transaksi non tunai yang sekarang semuanya sudah dapat dilakukan dengan cepat dan mudah di Livin' by Mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×