Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Namun, beberapa pengembangan mobile banking yang akan digarap BNI adalah pembelian asuransi, transfer bank ke luar negeri, mobile tunai dan transaksi belanja di e-commerce.
Untuk mewujudkan hal tersebut, perseroan sudah menggelontorkan anggaran belanja sebesar Rp 900 miliar tahun ini untuk pengembangan di bidang teknologi informasi (TI).
Baca Juga: Bank Indonesia waspadai sentimen negatif ECB dan hard Brexit terhadap rupiah
Bukan cuma BNI, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga terus berupaya mempertahankan gelar sebagai bank transaksi terbesar di tanah air lewat pemanfaatan layanan mobile banking.
Hal ini tercermin dari total nilai transaksi m-banking BCA yang tumbuh 51,5% secara yoy dari Rp 606 triliun menjadi Rp 918 triliun pada akhir semester I 2019.
Kendati masih lebih rendah dibandingkan transaksi di kantor cabang, ATM dan internet banking, secara persentase pertumbuhan transaksi mobile banking BCA merupakan yang paling deras.
Dalam periode semester I 2019 setidaknya total transaksi mobile banking BCA sudah mencapai 890 juta transaksi atau tumbuh 31,85% yoy, jauh melampaui transaksi di internet banking, ATM maupun kantor cabang.
Baca Juga: Bank DKI gelar akad kredit mikro massal kepada ratusan peserta PKT
Hal ini disebabkan adanya beberapa pergeseran budaya transaksi nasabah BCA dari konvensional menjadi digital. Misalnya saja transaksi nasabah di kantor cabang BCA, hingga akhir Juni 2019 turun 2,9% yoy serta transaksi di ATM yang susut tipis 0,1% secara tahunan.