Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi repo surat berharga perbankan masih sepi. Namun tahun ini, transaksi repo atau transaksi peminjaman likuiditas antar bank dengan jaminan yang disepakati tersebut akan semakin menggeliat.
Ada dua faktor utama pendongkrak transaksi repo perbankan di tahun ini. Pertama, upaya Perhimpunan Pedagang Surat Utang (Himdasun) melakukan standardisasi surat utang yang direpokan.
Kedua, dorongan dari penerapan Peraturan OJK Nomor 9 Tahun 2015 yang mengatur standar penggunaan dokumen global master repo agreement (GMRA) dalam pelaksanaan repo.
Nanang Hendarsah, Kepala Departemen Pendalaman Pasar Keuangan Bank Indonesia (BI) optimistis transaksi repo bisa meningkat pada tahun ini. "Saat ini volume transaksi harian repo perbankan sekitar Rp 1 triliun–Rp 1,5 triliun, dari pelaku yang relatif masih terbatas," ujar Nanang kepada KONTAN, Senin (5/2).
Nanang menuturkan, transaksi repo akan meningkat seiring standar pasar yang disusun oleh Himdasun. Dengan adanya standar pasar ini maka ada beberapa aspek teknis transaksi repo yang sebelumnya kurang jelas menjadi jelas. Seperti soal besaran haircut, penghitungan margin transaksi, dan kapan melakukan margin call.
Ajak bank asing
Nanang menambahkan, dengan adanya standar repo tersebut, pelaku repo bisa memilih badan arbitrase asing seperti Singapore International Arbitration Centre (SIAC) sebagai lembaga arbitrase andai terdapat perselisihan.
Hexana Tri Sasongko, SEVP Global Tresury Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengatakan, lewat transaksi repo,likuiditas perbankan bisa lebih merata. Asalkan bank mengelola dengan baik, surat berharga yang cukup untuk kemudian direpokan.
Iman Nugroho Soeko, Direktur Keuangan dan Treasury Bank Tabungan Negara (BTN) memperkirakan, transaksi repo perbabkan pada tahun ini akan bertumbuh.
Seperti catatan Himdasun, sepanjang tahun 2017, transaksi repo secara industri mencapai Rp 280 triliun, naik 3,2% dari tahun sebelumnya. Farida Thamrin, Ketua Himdasun optimis transaksi repo perbankan tahun ini akan lebih aktif.
Apalagi, Bank Indonesia juga akan mengajak bank asing turut aktif menyemarakkan pasar repo. Kata Nanang, pengembangan repo merupakan langkah yang cukup strategis karena dapat memperkuat stabilitas sistem keuangan perbankan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News