Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa bankir memproyeksi, pertumbuhan transaksi repo akan mengalami kenaikan tahun ini. Ada dua faktor pendorong, peminjaman likuiditas antarbank dengan jaminan ini akan bertambah.
Pertama, upaya perhimpunan pedagang surat utang (Himdasun) untuk melakukan standardisasi surat utang yang direpokan.
Kedua, peraturan OJK POJK09/POJK.04/2015 terkait penggunaan dokumen Global Master Repo Agreement (GMRA) dalam pelaksanaan transaksi repo.
Hexana Tri Sasongko, SEVP Global Treasury PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) bilang, dengan transaksi repo, likuiditas perbankan bisa lebih merata. Asalkan perbankan memelihara surat berharga yang cukup untuk direpokan.
"Tadinya clean basis money market pelaku antarbank tersegmentasi. Dengan repo, likuiditas bisa lebih merata," kata Hexana kepada kontan.co.id, Senin (5/1).
Agak berbeda, Iman Nugroho Soeko, Direktur Keuangan dan Treasury PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) bilang transaksi repo perbankan pada tahun ini diperkirakan akan normal seperti biasa.
Himdasun mencatat, sepanjang 2017 transaksi repo secara industri perbankan mencapai Rp 280 triliun atau naik 3,2% secara tahunan atau year on year (yoy). Farida Thamrin, Ketua Himdasun optimistis, transaksi repo perbankan tahun ini akan lebih aktif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News