Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Layanan superapp perbankan terus mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Hal ini seiring dengan semakin meningkatnya jumlah pengguna dan inovasi fitur layanan digital yang terus dikembangkan.
Berdasarkan data Bank Indonesia, volume transaksi mobile banking di tiga bulan pertama 2025 tumbuh 32,58% secara tahunan mencapai 2,06 miliar transaksi, dengan nilai transaksi mencapai Rp 2.372,68 triliun atau tumbuh 26,44% yoy.
Supperapp Livin’ by Mandiri misalnya yang terus mencatatkan pertumbuhan. Hingga Mei 2025, jumlah pengguna aktif telah mencapai 31,6 juta dengan total frekuensi transaksi sebesar 1,8 miliar kali dan nilai transaksi mencapai Rp 1.744 triliun, tumbuh 12% secara year-on-year (YoY).
SVP Digital Retail Banking Bank Mandiri Yanto Masyap mengatakan, fitur pembayaran QRIS merupakan kontributor terbesar dengan pertumbuhan mencapai 2,5x dari tahun sebelumnya.
Baca Juga: Hingga 7 Maret 2025, Pengguna Superapp BYOND by BSI Tembus 3,5 Juta
"Hal ini tak lepas dari fleksibilitas sumber dana yang ditawarkan, mulai dari tabungan, kartu kredit, hingga Livin' PayLater," kata Yanto kepada kontan.co.id, Senin (16/6).
Selain itu, inovasi terbaru seperti QRIS Tap juga disebut turut berperan, memudahkan nasabah bertransaksi hanya dengan menempelkan smartphone ke perangkat EDC atau alat penerima pembayaran contactless lainnya yang sudah terintegrasi.
Yanto menyebut, tahun ini, bank Mandiri akan menghadirkan inovasi seperti produk investasi baru yakni pasar obligasi sekunder. Selain itu, tampilan home screen yang lebih simpel dan fresh juga baru saja dirilis ke publik.
"Inovasi yang kami lakukan tidak terlepas dari input dan feedback dari nasabah, yang senantiasa kami terima dan kaji agar produk yang dihasilkan sesuai dengan preferensi mereka," tambahnya.
Yanto menegaskan, Bank Mandiri memiliki tim khusus dan command center yang bertugas mengawasi performa seluruh sistem, termasuk Livin’ by Mandiri. Tim ini disebut bertanggung jawab untuk memonitor sistem 24/7, serta memberikan peringatan dini dan melakukan mitigasi jika terjadi hiccup pada performa sistem.
Menurutnya, terkait Livin’ by Mandiri yang terhubung dengan sistem backend bank maupun pihak ketiga, umumnya error terjadi karena adanya penurunan performa atau kegagalan pada backend sistem bank atau pihak ketiga.
Baca Juga: Kredit Konsumer Perbankan Syariah Tumbuh Tinggi pada Mei 2025
"Hal ini menjadi perhatian utama kami, dan jika pun terjadi error, kami langsung berupaya keras untuk memperbaikinya secepat mungkin," ujarnya.
Aplikasi Superapp Bale by BTN juga terus mencatatkan perkembangan yang positif dari sisi volume maupun jumlah transaksi. Hingga Mei 2025, jumlah transaksi tumbuh lebih dari 135% secara tahunan (YoY).
Adapun jumlah pengguna bale by BTN telah mencapai lebih dari 2,5 juta pengguna. Angka ini mencerminkan pertumbuhan yang positif sejak diluncurkannya aplikasi tersebut.
SVP Digital BTN Thomas Wahyudi menyampaikan, pertumbuhan ini didorong oleh semakin meningkatnya penggunaan aplikasi oleh nasabah dalam aktivitas keuangan sehari-hari.
Adapun jenis transaksi dengan pertumbuhan tertinggi tercatat pada transaksi QRIS, transfer antarbank (melalui BI-FAST & On Us), serta layanan pembayaran dan pembelian, seperti tagihan listrik dan top up e-wallet.
"Tren tersebut mencerminkan peran Bale by BTN yang semakin kuat sebagai platform layanan keuangan digital yang mudah, aman, dan sesuai dengan kebutuhan nasabah masa kini," kata Thomas.
Hingga akhir tahun BTN juga menargetkan jumlah pengguna bale by BTN dapat mencapai minimal 3,6 juta pengguna. Hal ini seiring dengan strategi penguatan layanan digital dan perluasan akuisisi nasabah melalui berbagai inisiatif yang berkelanjutan.
Baca Juga: Bakal Terbitkan Obligasi Senilai Rp 750 Miliar, Pertanda Likuiditas BVIC Ketat?
Lebih lanjut Thomas menjelaskan, sepanjang tahun 2025, BTN terus melakukan pengembangan dan penyempurnaan terhadap aplikasi Bale by BTN sebagai super app yang menjadi pusat layanan keuangan digital bagi nasabah. Inovasi difokuskan pada peningkatan kecepatan, keandalan sistem, serta perluasan fitur yang sesuai dengan kebutuhan transaksi harian masyarakat.
Beberapa pengembangan utama yang sedang dan akan dilakukan antara lain mencakup fitur-fitur unggulan seperti QRIS CPM (Customer Presented Mode), QRIS Crossborder yang memungkinkan pembacaan QRIS di luar negeri, QRIS Transfer.
Selain itu, integrasi layanan paylater dan fitur unggulan lainnya. Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat peran Bale by BTN sebagai aplikasi transaksi harian yang lengkap, praktis, dan terintegrasi.
Penyempurnaan infrastruktur dan penguatan sistem keamanan juga disebut menjadi bagian dari fokus pengembangan tahun ini, agar Bale by BTN dapat memberikan pengalaman transaksi yang lebih cepat, aman, dan stabil.
"Dengan langkah ini, kami berharap Bale by BTN dapat menjadi solusi keuangan digital yang kompetitif dan relevan, sekaligus mendukung akselerasi transformasi digital di lingkungan BTN," lanjutnya.
Di sisi lain, untuk menjaga keandalan layanan Bale by BTN, kami telah menyiapkan sejumlah langkah antisipatif yang terus dikembangkan dan diperkuat. Pertama yakni penguatan infrastruktur, Optimalisasi Sistem Disaster Recovery, menjalankan proses monitoring sistem selama 24 jam setiap hari, untuk mendeteksi potensi gangguan secara dini dan melakukan tindakan korektif sebelum berdampak ke nasabah.
Selain itu, setiap fitur baru atau pembaruan sistem harus melalui rangkaian pengujian secara menyeluruh, termasuk stress test (pengujian dengan beban transaksi tinggi) dan security test untuk memastikan tidak ada celah keamanan.
"BTN juga menyediakan layanan contact center yang siap 24 jam setiap hari, untuk membantu nasabah yang mengalami kendala atau membutuhkan informasi terkait layanan digital," imbuhnya.
Sementara Hera F. Haryn selaku EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA mengatakan, sepanjang Kuartal I 2025, khusus pada kanal mobile dan internet banking, frekuensi dan nilai transaksi yang diproses BCA naik masing-masing sebesar 22% YoY dan 14% YoY.
"Aplikasi myBCA dan BCA mobile turut berkontribusi terhadap pertumbuhan transaksi digital, serta pendapatan berbasis komisi," ujar Hera.
Menurutnya, kedua aplikasi tersebut adalah lini terdepan solusi mobile banking BCA, yang hadir untuk memenuhi kebutuhan transaksi dan jenis nasabah yang beragam, dan akan terus dikembangkan sesuai dengan gaya hidup serta tren digital masa kini.
Pada 2025 pihaknya juga mengalokasikan Capital Expenditure (capex) yang digunakan untuk inovasi serta peningkatan kapasitas, termasuk dalam penggunaan teknologi yang mutakhir dalam standar pengamanan data maupun serangan siber.
"Ke depannya, BCA senantiasa berkomitmen untuk mengembangkan dan memperluas layanan digital guna memenuhi kebutuhan nasabah yang terus berkembang. BCA juga terus mengembangkan kapabilitas digital dengan mengutamakan kenyamanan, keamanan, serta aksesibilitas," tandasnya.
Selanjutnya: Konflik Israel-Iran, ACA: Dampaknya Terbatas bagi Asuransi Marine Cargo Perusahaan
Menarik Dibaca: Ini Cara Lunasi Cicilan Pinjaman Rp 10 Juta Setiap Bulanan dan Biaya Tersembunyi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News