Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan syariah menggenjot pembiayaan konsumer pada tahun ini untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Hingga pertengahan tahun ini sejumlah bank syariah mampu mencetak pertumbuhan pembiayaan cukup tinggi di sektor tersebut.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pembiayaan konsumsi perbankan syariah per Maret 2025 tercatat sebesar Rp 336,08 triliun atau meningkat 12,20% secara tahunan dari Maret 2024 sebesar Rp 299,53 triliun.
Adapun PT Bank BCA Syariah mencatat penyaluran pembiayaan konsumer mencapai Rp 1,7 triliun tumbuh 58,8% secara tahunan atau year on year (YoY) per Mei 2025.
Pembiayaan konsumer terutama dikontribusi oleh pembiayaan KPR yang mencapai Rp 1,3 triliun atau tumbuh 45,9% YoY.
Baca Juga: Bank Mega Syariah Catat Pembiayaan Konsumer Lebih dari Rp 482 Miliar per Mei 2025
"Secara keseluruhan, kami menargetkan pembiayaan BCA Syariah tumbuh 13%-15% YoY sampai dengan akhir tahun 2025 dimana pembiayaan konsumer diharapkan mengkontribusi hingga 20% dari seluruh portofolio pembiayaan BCA Syariah," ungkap Direktur BCA Syariah Pranata kepada kontan.co.id, Jumat (13/6).
Untuk mencapai target tersebut, pihaknya fokus dengan strategi kemitraan dan pemasaran yang lebih masif. Pranata mengatakan, kemitraan dengan developer dan agen properti terus ditingkatkan baik dari segi jumlah maupun engagement-nya.
Sementara dalam hal pemasaran, perusahaan aktif melakukan aktvivitas promosi baik melalui cabang, media digital maupun event below the line.
Pranata menuturkan, event yang rutin pihaknya lakukan adalah BCA Expo yang telah memiliki awareness sangat baik di masyarakat.
"KPR BCA Syariah hadir dengan berbagai skema marjin, yaitu marjin berjenjang atau marjin tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Hal ini agar nasabah dapat memilih skema yang paling sesuai dengan kebutuhannya," imbuhnya.
Tak mau kalah, PT Bank Mega Syariah mencatat per Mei 2025, jumlah pembiayaan konsumer yang disalurkan mencapai lebih dari Rp 482 miliar, angka ini naik sekitar 37,3% secara tahunan dari total yang disalurkan pada Mei 2024.
Consumer Financing Business Division Head Bank Mega Syariah Raksa Jatnika Budi mengatakan Bank Mega Syariah juga tengah fokus pada penguatan produk unggulan konsumer, khususnya pada produk pembiayaan tanpa agunan (Flexi Mitra) untuk nasabah payroll. Penyaluran pembiayaan Flexi Mitra tercatat berkontribusi sebesar 16,44% dari total portofolio konsumer.
Pembiayaan Flexi Mitra terus ditingkatkan melalui penetrasi ke segmen nasabah dari perusahaan yang telah menjadi nasabah korporasi seperti anak usaha Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), ekosistem CT Corp, dan berbagai nasabah korporasi lainnya.
“Kami melihat peluang di bisnis Flexi Mitra yang sangat besar. Kontribusi Flexi Mitra diharapkan dapat terus bertumbuh. Karena berbasis payroll, Flexi Mitra juga memiliki risiko yang lebih rendah karena nasabah memiliki pendapatan tetap,” ujar Raksa.
Flexi Mitra dari Bank Mega Syariah adalah pembiayaan tanpa agunan berbasis akad syariah (Murabahah, Ijarah atau MMQ) yang memberikan plafon hingga Rp 200 juta dengan tenor maksimal 60 bulan dan angsuran tetap setiap bulan.
Bank Mega Syariah juga menawarkan berbagai kemudahan bagi nasabah payroll, mulai dari special pricing, proses verifikasi yang mudah, hingga penawaran eksklusif bagi segmen affluent.
Salah satu strategi yang tengah dijalankan adalah memperkuat keberadaan AOC (Area Officer Consumer), termasuk mempercepat proses rekrutmen AOC.
Sementara untuk versi non payroll, pembiayaan konsumer didorong oleh pembiayaan pemilikan rumah (flexi home) dan pembiayaan multiguna (Flexi Multiguna) yang mencapai lebih dari Rp 284 miliar atau lebih dari 58% dari total pembiayaan konsumer.
Kemudian, pembiayaan rumah subsidi (Flexi Sejahtera) menyumbang 9,6% serta pembiayaan kendaraan bermotor dan pembiayaan haji khusus yang mencapai lebih dari 7,9%.
Flexi Home sendiri ditujukan untuk pembiayaan rumah non-subsidi dengan tenor panjang hingga 20 tahun dan dapat digunakan untuk pembelian rumah baru, second, take over maupun refinancing.
Adapun Flexi Sejahtera merupakan solusi KPR subsidi berbasis FLPP bagi masyarakat berpenghasilan rendah dengan proses mudah dan biaya terjangkau. Sementara itu, Flexi Multiguna memberikan kemudahan pembiayaan konsumtif dengan tenor hingga lima tahun dan angsuran tetap.
“Alhamdulillah, di tengah kondisi perekonomian yang menantang, Bank Mega Syariah tetap mampu menjaga kinerja dengan baik. Capaian positif ini tidak lepas dari strategi bank dalam menjawab kebutuhan nasabah melalui produk dan layanan yang kompetitif serta inovasi digital yang mumpuni,” imbuh Raksa.
Baca Juga: BCA Syariah Catat Penyaluran Pembiayaan KPR Capai Rp 1,3 triliun per Mei 2025
Selanjutnya: 7 Perbedaan Tabungan dan Deposito yang Wajib Diketahui Sebelum Menyimpan Uang
Menarik Dibaca: 7 Perbedaan Tabungan dan Deposito yang Wajib Diketahui Sebelum Menyimpan Uang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News