kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren kupon turun, BNI pangkas target penjualan SBR008


Kamis, 05 September 2019 / 18:29 WIB
Tren kupon turun, BNI pangkas target penjualan SBR008
ILUSTRASI.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penawaran Savings Bond Retail (SBR) seri SBR008 dengan kupon 7,2% diharapkan mampu menembus target penjualan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yakni Rp 150 miliar. Angka ini terbilang turun, jika dibandingkan target penjualan untuk SBR007 yakni Rp 200 miliar.

Sebagai informasi, pemerintah melalui direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) resmi menetapkan tingkat kupon untuk Savings Bond Ritel seri SBR008 sebesar 7,20%. Tingkat kupon ini berlaku untuk periode 25 September hingga 10 Desember 2019. Adapun target penerimaan kali ini masih sama seperti sebelumnya, yakni Rp 2 triliun.

Assistant Vice President, Head of Product Development Wealth Management Division BNI Teddy Satriadi Suardi mengatakan, meskipun turun kupon masih tetap menarik. 

Dia menegaskan bahwa daya tarik SBR tidak hanya sebatas kupon, melainkan juga risiko kredit yang nyaris tidak ada, begitu juga dengan risiko pasar.

"Kali ini target kami tidak besar, sekitar Rp 150 miliar, turun dibandingkan target di SBR007 yang mencapai Rp 200 miliar. Kenapa rendah? karena ada ancang-ancang untuk potensi suku bunga turun," jelas Teddy.

Selain itu, bulan depan pemerintah juga berencana terbitkan Obligasi Ritel Indonesia (ORI16). Ditambah lagi, seri SBR saat ini sudah ada delapan seri sehingga ada kemungkinan sudah terserap di investasi SBR dan Sukuk Tabungan (ST) sebelumnya.

Asal tahu saja pada penjualan SBR007 lalu, BNI berhasil mengumpulkan dana penjualan hingga Rp 250 miliar. Meskipun target SBR008 turun, namun Teddy optimistis bisa membukukan penjualan di kisaran Rp 200 miliar.

Meskipun begitu, dengan tren tingkat suku bunga yang cenderung turun, ke depan kupon yang ditawarkan pemerintah untuk surat utangnya berpotensi turun. Namun, Teddy meyakini ke depan masyarakat bakal terbiasa dengan suku bunga rendah.

"Kupon 7,2% menurut kami kalau diperhitungkan dengan suku bunga obligasi pemerintah dalam dua tahun ini masih lebih tinggi, karena rata-rata masih 6,3%-6,5%. Dengan angka itu, harusnya masih relatif di atas suku bunga bechmark-nya," jelas Teddy kepada Kontan.co.id, Kamis (5/9).




TERBARU

[X]
×