kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tren Suku Bunga Tinggi, Cost of Fund BNI Naik pada September 2023


Selasa, 31 Oktober 2023 / 18:31 WIB
Tren Suku Bunga Tinggi, Cost of Fund BNI Naik pada September 2023
ILUSTRASI. BNI mencatat CoF berada di level 2,1% naik dari periode sama tahun lalu yang berada di 1,4%. KONTAN/Baihaki/27/12/2022


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunga menjadi 6% bulan ini, tren suku bunga tinggi pun diperkirakan bertahan cukup lama. Alhasil, perbankan perlu menjaga cost of fund (CoF) atau biaya dana yang dimiliki agar tak terlalu membebani.

Adapun, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) telah melihat ada kenaikan CoF pada periode hingga September 2023. Di mana, BNI mencatat CoF berada di level 2,1% naik dari periode sama tahun lalu yang berada di 1,4%. 

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya telah berupaya untuk memperkuat pengelolaan biaya dana secara efisien. Itu dilakukan sebagai langkah antisipasi terkait volatilitas perekonomian global saat ini.

Baca Juga: BNI Catat Laba Bersih Rp 15,75 Triliun Hingga September 2023, Naik 15,1% YoY

Menurutnya, tingkat biaya dana yang dimiliki oleh BNI masih dalam level yang aman. Mengingat, biaya dana BNI sempat berada di level 3% di era sebelum pandemi Covid-19.

“Ini didukung solusi digital yang semakin membaik sehingga kami mampu meningkatkan dana murah (CASA) yang berbasis transaksi dari nasabah dan ini kami lakukan secara berkelanjutan,” ujarnya.

Sebagai informasi, pada periode September 2023, total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dimiliki BNI justru meningkat lebih tinggi dibandingkan kredit. DPK BNI ada senilai Rp 747,59 triliun atau naik 9,1% YoY.

Adapun, kontribusi dana murah yang terdiri dari tabungan dan giro senilai Rp 512,89 triliun atau setara dengan 68,6% dari total DPK. Meskipun, total dana murah yang dimiliki  meningkat  5,6%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan deposito yang mencapai 17,6%.

“Likuiditas BNI dapat terjaga dengan sehat untuk memenuhi kebutuhan ekspansi kredit,” ujarnya.

 

Di sisi lain, Novita menyebutkan dari sisi suku bunga kredit, penyesuaian memang akan dilakukan. Namun, pihaknya menegaskan hal ini akan dijalankan secara selektif dengan memperhatikan kondisi dari masing-masing nasabah.

“Kami pun masih optimis dapat menjaga net interest margin sesuai target di tingkat margin yang optimal bagi shareholder,” ujarnya.

Hingga September 2023, Net Interest Margin (NIM) yang dicatatkan BNI berada di level 4,64%. Angka tersebut sedikit terkoreksi dari periode sama tahun lalu yang berada di level 4,8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×