Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Darmin Nasution, Gubernur Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, bank sentral sedang mengalami trilema kebijakan, di antaranya menjaga stabilitas moneter untuk stabilitas harga, menjaga stabilitas nilai tukar, dan stabilitas sistem keuangan. Menurutnya ini menjadi tantangan dalam menghadapi perekonomian global.
Darmin bilang, negara berkembang seperti Indonesia ini menyiasati trilema itu dengan memilih berada di tengah-tegah atau middle ground solution. "Dengan pergerakan nilai tukar yang terkendali, dan pada saat yang bersamaan tetap berupaya menjaga stabilitas harga dan stabilitas sistem keuangan," kata Darmin Nasution, dari rilis yang diterima KONTAN, Rabu (2/3)
Menghadapi trilema itu, tak hanya cukup dengan instrumen kebijakan moneter namun perlu juga instrumen kebijakan lain, sehingga bank sentral merumuskan bauran instrumen kebijakan moneter, makroprudensial, dan fleksibilitas nilai tukar secara terkendali.
"Tahun 2011 ini bauran kebijakan tersebut akan terus diperkuat dan dikalibrasi berdasarkan assessment yang menyeluruh terhadap prospek perekonomian dan sistem keuangan," tambah Darmin.
Kebijakan itu mencakup suku bunga acuan atau BI rate, nilai tukar, cadangan devisa, pengelolaan likuiditas domestik makroprudensial, dan kebijakan makroprudensial terhadap aliran masuk modal asing.
Darmin menjelaskan, terkait dengan kebijakan suku bunga, keputusan BI rate itu mempertimbangkan lima faktor diantaranya. Pertama, proyeksi inflasi dua tahun ke depan dan konsistensi dengan sasaran inflasi. Kedua, proyeksi pertumbuhan ekonomi dua tahun kedepan.
Dua faktor pertama ini diperlukan untuk menjaga konsistensi BI rate dengan pencapaian sasaran inflasi dengan mempertimbangkan dampaknya pada pertumbuhan ekonomi.
Ketiga, proyeksi nilai tukar dan faktor penyebabnya, termasuk aliran modal asing, serta pengaruhnya pada proyeksi inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Keempat, perkembangan suku bunga dan kredit perbankan. Terakhir, kelima, valuasi aset disektor keuangan.
Sedangkan tiga faktor terakhir diperlukan untuk keseimbangan eksternal, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan, sekaligus untuk assessment terhadap mekanisme transmisi kebijakan moneter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News