kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Trust Finance tahan diri biayai alat berat


Selasa, 17 Juli 2012 / 08:43 WIB
Film Indonesia terbaru di Netflix, Ali & Ratu Ratu Queens berikan 4 pelajaran penting


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Trust Finance masih belum bisa tancap gas dalam pembiayaan sewa guna alat berat. Setelah sebelumnya manajemen mengurangi pembiayaan komoditas tambang logam terkait antisipasi dampak wacana pengenaan bea keluar ekspor mineral, sekarang kondisi ekonomi Eropa yang belum pulih, menyebabkan pembiayaan alat berat semester pertama stagnan.

"Memang ada perubahan tetapi tidak signifikan," ungkap Suhiwan Budiyanti, Corp. Secretary Trust Finance. Total penyaluran pembiayaan Semester I tahun 2012 mencapai Rp 170 miliar. Angka tersebut hanya selisih Rp 200 juta dengan semester I periode sebelumnya atau sekitar Rp 168 miliar.

Selain pajak hasil tambang dan kondisi ekonomi Eropa, peraturan pembangunan smelter bagi perusahaan tambang juga turut menahan kinerja Trust Finance. "Seharusnya tahun ini naik, tapi terbentur masalah smelter dan ekonomi global," kata Iwan. Sayang, M. Nashir, Dirut Trust Finance, menolak berkomentar tentang smelter ini.

Tidak heran memang apabila kondisi penyaluran sewa guna jalan di tempat. Soalnya, dari 460 unit pembiayaan, tambang dan perkebunan masih mendominasi permintaan sewa guna alat berat.

Untuk kredit macet, pihak manajemen mengaku belum ada nasabah yang benar-benar berhenti kreditnya. "Kredit macet tidak ada, tetapi memang ada beberapa nasabah yang suka nunggak," ujar Iwan.

Manajemen hanya bisa mengharapkan kondisi terbaik untuk periode berikutnya. Terlepas dari masalah ekonomi Eropa dan smelter, manajemen tetap menargetkan penyaluran pembiayaan sewa guna sebesar Rp 453 miliar hingga akhir tahun.

Pihak Trust Finance mengaku belum merasa kewalahan melayani konsumen. Selain karena masih pemain baru, permintaan sewa guna juga menurun lagi-lagi karena smelter, kondisi ekonomi Eropa dan wacana kebijakan pemerintah.

Mengenai kebijakan DP 30%, Iwan mengungkapkan tidak berpengaruh terhadap permintaan sewa guna karena dari awal memang manajemen telah menetapkan bunga sekitar 25%. Lain halnya dengan kredit mobil, kebijakan DP sangat berpengaruh terhadap permintaan kredit mobil. "Permintaan turun untuk harga mobil di bawah Rp 150 juta," katanya. Namun, kebijakan DP 30% tidak mempengaruhi permintaan kredit mobil di atas Rp 150 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×