Reporter: Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) atau Tugu Insurance mengkhawatirkan penurunan penjualan kendaraan bermotor, khususnya mobil berpotensi menghambat pertumbuhan pendapatan premi lini asuransi kendaraan di industri asuransi umum pada tahun ini.
Direktur Pemasaran Asuransi Tugu Insurance, Ery Widiatmoko, mengatakan fenomena itu sebenarnya sudah bisa dilihat sejak tahun lalu, yang mana pasar otomotif juga dihantam lesunya penjualan kendaraan.
Dia mengatakan, berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), lini asuransi kendaraan hanya tumbuh 3,3% secara tahunan atau year on year (yoy) pada akhir 2024.
Baca Juga: Tugu Insurance Ungkap Sejumlah Strategi Hadapi Tantangan Industri Asuransi pada 2025
"Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan asuransi kendaraan mulai melambat, jika dibandingkan pertumbuhan pendapatan premi asuransi kendaraan pada 2023 yang sebesar 7,4% yoy," katanya kepada Kontan, Jumat (16/5).
Meskipun demikian, Ery menyebut menurunnya penjualan kendaraan belum berdampak signifikan terhadap pendapatan premi asuransi kendaraan Tugu Insurance. Dia menyampaikan pendapatan premi asuransi kendaraan Tugu Insurance tercatat tumbuh di bawah 10% per April 2025.
"Hal itu menunjukkan Tugu Insurance masih berhasil mendorong pertumbuhan di tengah beratnya penjualan kendaraan bermotor," tuturnya.
Lebih lanjut, Ery mengatakan pihaknya belum memiliki rencana untuk merevisi target pendapatan premi lini asuransi kendaraan meski ada penurunan penjualan kendaraan. Dia bilang Tugu Insurance masih optimistis kinerja asuransi kendaraan perusahaan akan tetap tumbuh hingga akhir 2025.
Baca Juga: Dukung Food Estate, Tugu Insurance Siap Masuk Bisnis Asuransi Parametrik
Untuk bisa terus bertumbuh hingga akhir tahun ini, Tugu Insurance akan menerapkan sejumlah strategi. Ery menerangkan Tugu Insurance akan memperkuat penetrasi ke pasar asuransi kendaraan, di antaranya memperkuat berbagai kanal distribusi.
"Selain itu, perusahaan akan menghadirkan inovasi proses digital guna meningkatkan kualitas produk dan memberikan pengalaman layanan terbaik kepada pelanggan," kata Ery.
Sebagai informasi, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan mobil secara wholesales periode Januari 2025 hingga April 2025 mencapai 256.368 unit, atau turun 2,9% secara tahunan.
Baca Juga: Tugu Insurance Belum Berkeinginan Akuisisi Perusahaan Asuransi pada Tahun Depan
Sementara itu, penjualan mobil secara retail para periode Januari 2025 hingga April 2025 turun 7,7% YoY menjadi 267.514 unit.
Jika dilihat dari kinerja industri pada 2024, data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat pendapatan premi lini asuransi kendaraan di asuransi umum mencapai Rp 20,14 triliun. Nilai itu meningkat tipis 3,3%, jika dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya.
Selanjutnya: AAUI Menilai Masih Ada Peluang Asuransi Umum Menyesuaikan Tarif Premi pada Tahun Ini
Menarik Dibaca: Gaet 8.000 Pelari, BFI RUN 2025 Menularkan Energi Positif Menuju Gaya Hidup Sehat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News