Reporter: Ferry Saputra | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) menyatakan masih wait and see untuk masuk ke dalam lini asuransi parametrik, yang mana lini tersebut termasuk dalam asuransi pertanian. Adapun Tugu Insurance belum memiliki asuransi parametrik saat ini.
"Jadi, kami sekarang posisinya masih masih wait and see," ujar Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Edi Yoga Prasetyo kepada Kontan, Jumat (25/4).
Edi mengatakan pihaknya sudah beberapa kali terlibat dalam diskusi di industri mengenai asuransi pertanian. Meski belum berkecimpung di eksositem tersebut, dia menyebut Tugu Insurance juga berupaya memberikan saran terkait asuransi pertanian.
Baca Juga: Dorong Pertumbuhan Premi, Tugu Insurance Genjot Semua Segmen Bisnis
Edi menyampaikan pihaknya tak menutup kemungkinan suatu saat nanti juga akan menyediakan produk asuransi pertanian.
"Kalau pemerintah menuju ke sana, kami pasti akan support," katanya.
Sebelumnya, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) resmi meluncurkan Peta Jalan Pengembangan Asuransi Pertanian 2025–2030. Ketua Umum AAUI Budi Herawan menyampaikan kepentingan paling utama industri berkeinginan masuk ke dalam ekosistem asuransi pertanian karena mencari peluang atau terobosan baru. Dia tak memungkiri bahwa prospek dari asuransi pertanian begitu besar.
Budi menerangkan hal itu didorong demografi Indonesia yang luas dan selama ini Indonesia masih belum mengalami swasembada pangan kembali.
"Oleh karena itu, untuk menuju swasembada pangan dan ketahanan pangan nasional itu harus didukung salah satunya mitigasi risiko melalui proteksi asuransi," katanya saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Senin (24/3).
Baca Juga: Pangsa Pasar Naik, Simak Prospek Tugu Insurance (TUGU)
Lebih lanjut, Budi menerangkan industri asuransi umum berencana mengimplementasikan asuransi pertanian sepenuhnya pada Semester II-2025. Namun, dasar skema asuransi pertanian yang akan diimplementasikan adalah asuransi parametrik.
"Kami fokus di situ dahulu (asuransi parametrik). Tentunya belajar dari negara lain. Kalau tidak dimulai, akan terlambat," ujarnya.
Untuk menjadikan implementasi tersebut berhasil, Budi mengatakan industri asuransi umum tentu perlu dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah. Dia menjelaskan karena ekosistem pertanian itu saling berkaitan. Dengan demikian, begitu penting peran berbagai pihak, seperti pemerintah, sektor pertanian, pendanaan dan lainnya.
Selanjutnya: Siantar Top (STTP) Kejar Pertumbuhan Double Digit, Begini Strategi pada 2025
Menarik Dibaca: Bank Mandiri Realisasikan KUR Rp 12,8 Triliun, Mayoritas ke Sektor Produktif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News