Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana sejumlah bank untuk melantai di bursa alias initial public offering (IPO) di tahun 2019 diperkirakan bakal molor. Sebabnya, bank-bank tersebut lebih memilih untuk menunggu hasil Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) tahun 2019 yang diperkirakan bakal mempengaruhi kondisi pasar.
Salah satunya yakni PT Bank Mayora yang mengurungkan niat untuk IPO setelah sebelumnya direncanakan berlangsung pada tahun 2019. Direktur Utama Bank Mayora Irfanto Oeij menyebut, keputusan tersebut diambil lantaran Bank Mayora ingin menilai lebih dulu potensi perkembangan ekonomi di tahun politik mendatang.
Asal tahu saja, sebelumnya Irfanto memang menyebut rencana tersebut sebelumnya memang dijadwalkan pada tahun 2020, namun pihaknya menyatakan akan mempercepat IPO di tahun 2019. Lantaran kondisi pasar tak bisa dikatakan kondusif apalagi di masa kampanye, bank milik taipan ini lebih memilih main aman untuk melangsungkan IPO satu tahun seusai pilpres yakni di tahun 2021.
"Untuk rencana IPO Bank Mayora kami tunda lagi. Kondisi tahun depan ada Pemilu dan pelaku ekonomi masih wait and see, rencana untuk IPO saya undur ke 2021," ujarnya kepada Kontan.co.id. Jumat (9/11).
Menurutnya, sambil menunggu rencana IPO teralisasi pihaknya lebih memilih untuk memperbaiki catatan kinerja agar lebih menarik di pasar. Sayangnya, Irfanto masih belum dapat merinci target-target perusahaan di tahun depan dikarenakan hal ini masih dalam pembahasan internal perusahaan.
Walau begitu, Bank Mayora memberikan sinyal bahwa pengaruh politik terhadap ekonomi di tahun depan akan cukup berpengaruh ke kondisi pasar. Sehingga, pihaknya memprediksi pertumbuhan kredit tak akan terlalu besar. "Masih dibahas internal. Tahun depan kondisi ekonomi dan politik juga masih belum tahu. Sehingga kemungkinan pertumbuhan kredit juga diprediksi tidak akan terlalu besar," ujarnya.
Sebagai informasi, dari sisi intermediasi sebenarnya Bank Mayora memang belum signifikan. Tercatat sampai-kuartal III 2018 lalu realisasi kredit Bank Mayora baru tumbuh 6,29% secara year on year (yoy) menjadi Rp 3,76 triliun. Laba bersihnya juga turun 26% yoy per September 2018 dari Rp 24,15 miliar menjadi Rp 17,87 miliar.
Meski begitu, Irfanto mengatakan pihaknya masih mampu untuk menggenjot ekspansi di beberapa tahun ke depan sebelum IPO. Alasannya, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) masih cukup tebal di 24,85% per September 2018 lalu walau sedikit turun dari 26,4% dibandingkan tahun sebelumnya.