Reporter: Nadya Zahira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa tingkat risiko kredit macet atau TWP90 di industri fintech peer-to-peer (P2P) lending terus mengalami peningkatan. Per November 2024, rasio TWP90 mencapai 2,52%, naik dari 2,37% pada Oktober 2024.
Meski tren industri menunjukkan kenaikan, PT Sahabat Mikro Fintek (Samir) tetap optimistis mampu menjaga rasio TWP90 mereka tetap rendah sepanjang tahun 2025.
Baca Juga: Jangan Sampai Tertipu! Ini Daftar 97 Pinjol Legal Berizin OJK per Februari 2025
CEO Samir Yonathan Gautama memproyeksikan bahwa pada Juni 2025, TWP90 Samir akan berada di level 0,06%, dan turun lebih lanjut menjadi 0,05% pada Desember 2025.
"Hal ini menunjukkan stabilitas yang baik dalam pengelolaan risiko kredit dan kualitas pinjaman di Samir," ujar Yonathan kepada Kontan.co.id, Kamis (6/2).
Yonathan juga mengungkapkan bahwa per Desember 2024, rasio TWP90 Samir tercatat sebesar 0,07%.
Angka ini mengalami penurunan signifikan dibandingkan Desember 2023, yang saat itu mencapai 1,24%.
Baca Juga: TWP90 Masih Meningkat, Begini Kondisi di Sejumlah Fintech P2P Lending
"Penurunan ini mencerminkan perbaikan kualitas kredit yang cukup besar, didorong oleh kebijakan mitigasi risiko yang lebih ketat dan strategi penagihan yang lebih efektif," jelasnya.
Sementara itu, pada Januari 2025, rasio TWP90 Samir kembali turun menjadi 0,05%, mencerminkan tingkat kelalaian pembayaran yang sangat rendah.
Yonathan menilai bahwa angka ini menandakan kondisi Samir masih aman dalam mengelola risiko kredit, terutama jika dibandingkan dengan tren peningkatan TWP90 di industri fintech lending yang terjadi sejak kuartal III-2024.
Untuk mempertahankan rasio TWP90 yang rendah di tahun 2025, Samir akan menerapkan beberapa strategi utama.
Salah satunya adalah peningkatan kualitas penilaian kredit melalui algoritma credit scoring yang lebih canggih guna memastikan calon peminjam memiliki kapasitas pembayaran yang baik.
Baca Juga: Fintech Samir Optimistis Kejar Pemenuhan Ekuitas Rp 12,5 Miliar, Ini Strateginya
Selain itu, Samir juga akan melakukan diversifikasi portofolio pinjaman dengan menyeimbangkan antara segmen peminjam berisiko rendah dan tinggi guna mengelola eksposur risiko.
"Kami juga akan memperkuat strategi penagihan yang lebih proaktif, termasuk pendekatan berbasis data untuk mendeteksi peminjam yang berpotensi mengalami kesulitan pembayaran lebih awal," tambah Yonathan.
Tak hanya itu, Samir juga akan meningkatkan edukasi keuangan bagi peminjam guna meningkatkan kesadaran mereka terhadap manajemen keuangan dan kewajiban pembayaran.
Selanjutnya: Catat Persyaratan dan Cara Pendaftaran Penerimaan Polri 2025 Jalur Akpol
Menarik Dibaca: Apa Saja Ciri-ciri Gula Darah Naik? Berikut Ciri serta Cara Mengatasinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News