Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, utang luar negeri (ULN) swasta yang jatuh tempo pada Desember 2013 mencapai US$ 8 miliar. Utang tersebut terdiri dari utang bank dan nonbank.
Direktur Eksekutif Departemen Statistik dan Moneter BI Hendy Sulistyowati mengatakan, ULN swasta pada kuartal IV 2013 mencapai US$ 18,9 miliar. Namun yang jatuh tempo pada Oktober dan November hanya US$ 11 miliar.
"Dari yang jatuh tempo ini tidak semuanya dibayar. Ada juga yang diperpanjang," kata Hendy di Gedung BI, Jakarta, Jumat (29/11).
Secara keseluruhan, ULN pemerintah dan swasta di kuartal IV mencapai US$ 21 miliar. Dari total tersebut, utang pokok tercatat sebesar US$ 19 miliar dan sisanya adalah beban bunga.
Dari total utang sebesar US$ 21 miliar, utang pemerintah dan BI tercatat hanya US$ 2,1 miliar. Utang ini terdiri dari US$ 1,2 miliar utang pokok dan sisanya beban bunga.
Sebelumnya, BI merilis pertumbuhan ULN Indonesia hingga September 2013. BI mencatat adanya tren perlambatan pertumbuhan utang. ULN Indonesia hingga September 2013 mencapai US$ 259,9 miliar atau tumbuh 6,7% secara tahunan atau year on year (yoy). Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan ULN periode Januari-Agustus 2013 yang mencapai 8,8%.
Perlambatan pertumbuhan ULN terjadi baik pada sektor publik maupun sektor swasta. Posisi ULN sektor publik pada September 2013 mencapai US$ 123,2 miliar atau tumbuh 2,1%. Sementara itu, posisi ULN sektor swasta tercatat US$ 136,7 miliar atau tumbuh 11,1%. Komposisi ULN Indonesia pada September 2013 tersebut didominasi ULN jangka panjang, baik di sektor publik maupun swasta.
Bank Indonesia menilai perkembangan ULN Indonesia masih cukup sehat dan sesuai dengan fundamental ekonomi.
Tren penurunan pertumbuhan ULN tersebut sejalan dengan melambatnya perekonomian domestik. Rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) tercatat sebesar 29,2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News