kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Utang luar negeri dari kreditur induk dan afiliasi terus meningkat


Kamis, 23 Desember 2010 / 12:10 WIB
Utang luar negeri dari kreditur induk dan afiliasi terus meningkat


Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Ruisa Khoiriyah

JAKARTA. Utang luar negeri swasta berupa kredit dari induk usaha dan perusahaan afiliasi, mencatat tren naik dalam tiga tahun terakhir. Data Bank Indonesia (BI) yang dirilis pekan ini menunjukkan, sampai dengan akhir Oktober 2010, nilai pinjaman luar negeri swasta dari kredit induk usaha maupun perusahaan terafiliasi porsinya mencapai 36,5% dari total utang luar negeri swasta di Indonesia. Tahun 2007 lalu, porsinya baru mencapai 27,2%.


Kepala Biro Humas BI Difi A. Johansyah menuturkan, membesarnya porsi utang swasta dari induk usaha dan afiliasinya menunjukkan indikasi positif. "Di tengah ketidakseimbangan pemulihan ekonomi global, perusahaan induk dan afiliasinya masih beri kepercayaan memberikan kredit memanfaatkan tingginya permintaan domestik," ujarnya dalam surat elektronik yang terima KONTAN.

Difi bilang, utang luar negeri yang diperoleh dari perusahaan induk atau afiliasi di sisi lain juga bisa mengurangi magnitude tekanan pembayaran. "Utang dari perusahaan induk atau afiliasi lebih fleksibel dan bisa di-roll over jika dana masih dibutuhkan untuk pengembangan usaha," jelasnya.


Bukan hanya itu, kemungkinan penjadwalan ulang alias rescheduling juga terbuka jika si debitur mengalami kesulitan likuiditas. Dalam catatan BI, kebanyakan yang menerima utang dari kreditur induk dan afiliasi adalah perusahaan swasta non bank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×